Dalam studi terbesar yang pernah dilakukan, peneliti telah menentukan bahwa hampir setengah dari penderita kanker usus mengalami kehilangan memori dan kesulitan menjalankan multi-tugas dan berkonsentrasi karena penyakit itu.
Para peneliti dari Universitas Sydney percaya bahwa hasil penelitian itu berlaku untuk orang-orang dengan banyak kanker dan tak ada hubungannya dengan kemoterapi.
BACA JUGA: Kebun Binatang Taronga Sambut Bayi Badak Bercula Satu Pertama di Australia
"Seringkali setelah mereka kembali bekerja, mereka menyadarinya dan apa yang khususnya mereka keluhkan adalah tentang masalah multi-tugas," kata Janette Vardy, Profesor Pengobatan Kanker di Universitas Sydney.
Ia dan timnya mencari tahu berapa banyak pasien kanker yang mengalami penyimpangan kognitif ini.
BACA JUGA: Perdana Menteri Australia yang Baru Akan Kunjungi Indonesia
Para peneliti menemukan, 43% pasien kanker usus menderita penurunan kognitif.
Mereka mengukur ratusan pasien kolorektal, atau kanker usus, terhadap kontrol yang sehat.
BACA JUGA: Virgin dan Jetstar Batalkan Penerbangan Dari dan Ke Bali Karena Abu Rinjani
"Jadi apa yang kami temukan sangat mengejutkan, bahwa ada sejumlah besar penurunan kognitif sebelum pasien menerima kemoterapi apapun," ujar Janette.
Ia menyambung, "Jadi apa yang kami temukan adalah bahwa mereka yang telah terlokalisasi kanker usus, 43% dari mereka memiliki gangguan kognitif berdasarkan definisi kami, dibandingkan dengan 15% dari kontrol sehat."
Bahkan setahun kemudian, ketika tak ada lagi jejak kanker usus dalam tubuh pasien, mereka masih tiga kali lebih mungkin untuk mengalami masalah dengan hal-hal seperti memori dan konsentrasi ketimbang orang yang sehat.
Pasien kemo tak lebih buruk
Tim penelitian Professor Janette menemukan bahwa pasien yang menerima kemoterapi ternyata tak mengalami nasib lebih buruk.
"Kami memperkirakan, para pasien kanker yang menerima kemoterapi memiliki gangguan kognitif lebih besar ketimbang mereka yang tak menjalani kemo, tetapi sebenarnya hanya ada sedikit perbedaan di antara dua kelompok pasien dengan penyakit lokal,” jelas sang Profesor.
Ia menambahkan, "Jadi julukan 'kemo otak' sangat tak akurat dan mungkin itu lebih seperti 'otak kanker'."
Penelitian- yang diterbitkan dalam Jurnal Onkologi Klinis –itu fokus pada kanker usus, namun para peneliti percaya, hasilnya akan sama untuk banyak kanker.
Para peneliti tak menemukan apa yang menyebabkan penurunan kemampuan kognitif.
Salah satu peneliti, Dr Haryana Dhillon, mengatakan, hal itu membuat pengobatan sebagai tantangan.
"Sedikit sulit bagi kami untuk memberi nasihat yang solid tentang ini, tapi atas dasar beberapa pekerjaan yang telah dilakukan di beberapa bidang, dan khususnya pada penelitian hewan, adalah mungkin bahwa aktivitas fisik adalah sesuatu yang berpotensi bisa membantu menjaga dan melindungi fungsi kognitif pada pasien kanker dan penderita kanker,” terangnya.
"Dan ada kemungkinan bahwa beberapa latihan otak bisa membantu juga," tambahnya.
Studi ini menunjukkan penurunan kognitif pada pasien kanker usus bertahan setidaknya selama dua tahun setelah diagnosis.
Apakah penyimpangan konsentrasi dan memori terus berlanjut setelah periode tersebut, itulah yang akan menjadi fokus penelitian lanjutan.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Rekaman Foto yang Diabadikan Astronot dari Luar Angkasa