LONDON - Hasil studi Institution of Mechanical Engineers di Inggris menyatakan bahwa separuh lebih produksi beras Asia Tenggara terbuang. Penyebabnya adalah minimnya infrastruktur, transportasi dan lemahnya jalur distribusi sehingga mengakibatkan rawannya kerusakan pangan. Padahal di sisi lain, sekitar 2,3 juta anak meninggal akibat kelaparan setiap tahunnya di berbagai belahan dunia.
”Bahan pangan mudah mengalami kerusakan, jadi kita harus menjaganya agar tetap kering, tetap dingin, dan harus diangkut serta digunakan sesegera mungkin. Jika tidak memiliki infrastruktur, tidak ada kereta api, tidak ada pengiriman, maka akan mengakibatkan kerusakan pangan setiap kali diangkut,” papar Colin Brown, juru bicara pada Institution of Mechanical Engineers seperti dilansir VOA, baru-baru ini.
Dijelaskannya, Asia Tenggara kehilangan berasnya kira-kira 37-80 persen dari total produksi. Sementara secara global, hasil studi mendapatkan separuh lebih dari pangan yang dihasilkan dunia berakhir menjadi limbah.
Industri pertanian menyediakan pangan bagi populasi global yang berkembang. Setiap tahun dunia menghasilkan pangan kira-kira empat miliar ton. Tapi antara sepertiga hingga separuh dari pangan itu berakhir menjadi limbah karena kecerobohan manusia dalam hal penyimpanan, distribusi dan penggunaannya.
Di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika, praktek pertanian yang lebih efisien memastikan pangan yang diproduksi itu dapat lebih banyak mencapai konsumen. Tetapi, jutaan ton pangan juga terbuang karena melampaui masa kadaluwarsanya, atau bahkan kadang-kadang karena tidak sampai sama sekali ke rak-rak supermarket.
Banyak lembaga bantuan dan yayasan amal menyoroti besarnya pangan yang terbuang ketika jutaan orang menderita kekurangan gizi. Lembaga bantuan Save the Children misalnya, menyatakan bahwa ada cukup pangan di dunia untuk memberi makan setiap anak, tetapi setiap tahunnya masih ada 2,3 juta anak meninggal akibat kelaparan.
Populasi global diperkirakan akan mencapai puncaknya sebesar 9,5 miliar orang pada tahun 2075. Karenanya, laporan itu menyimpulkan perlunya langkah-langkah untuk mengurangi pemborosan sebagai bagian dari rencana untuk memenuhi permintaan kebutuhan pangan dunia.(Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu WNI Selamat dari Penyanderaan di Aljazair
Redaktur : Tim Redaksi