Hanya 250.432 Guru Lulus PPPK 2023, Pemerintah Dinilai Gagal

Senin, 01 Januari 2024 – 22:47 WIB
Pemerintah dinilai gagal dalam program satu juta PPPK guru. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menilai program satu juta pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang digaungkan pemerintah kurang sukses.

Tercatat dalam rentang waktu 2021-2022 pemerintah hanya berhasil merekrut 544.292 guru.

BACA JUGA: Gubernur Murad Ismail Lantik 101 PPPK Teknis Pemprov Maluku, Begini Pesannya

Artinya, guru yang berhasil direkrut oleh pemerintah melalui skema PPPK baru 794.724 orang.

"Kami mengapresiasi upaya Kemendikbudristek, Kemenag, dan Panselnas dalam melaksanakan perekrutan guru PPPK. Namun, jujur harus diakui bahwa target perekrutan satu juta guru tidak tercapai," kata Koordinator Nasional P2G Satriwan Salin, Senin (1/1).

BACA JUGA: Masalah Serius Seleksi PPPK 2023, Kapan Pengangkatan Honorer Tuntas? Asli Parah

Dia melanjutkan seleksi PPPK guru 2023 pun hasilnya jauh dari harapan. 

Terungkap guru yang lolos seleksi sebanyak 250.432 orang. 

BACA JUGA: Program ASN Berbagi, Pemkab Natuna Salurkan Bantuan 1,8 Ton Beras ke Warga

Padahal, tahun sebelumnya 2021-2022 berhasil merekrut 544.292 guru.

Artinya, guru yang berhasil direkrut oleh pemerintah melalui skema PPPK baru 794.724 orang.

"Namun, kami sangat menyesalkan masih ada ribuan guru lulus passing grade (PG) yang nilainya di atas ambang batas (istilah P-1), sejak 2021, dijanjikan akan diberi formasi pada 2022 lalu 2023, dan kini dijanjikan kembali mendapatkan formasi pada 2024 nanti," tutur  Satriwan Salim.

P2G juga sangat menyayangkan Pemda, hanya mengajukan 296.059 formasi guru PPPK dari 601.174 formasi yang dibutuhkan.

Faktanya ujar Satriwan, selalu berulang begini, kekurangan guru ASN akan terus terjadi, sekolah serta pemda kembali akan merekrut guru honorer karena kebutuhan tak terpenuhi.

"Begitu saja seterusnya, lingkaran setan," ucap Satriwan.

Ribuan guru P-1 tersebut nasibnya tidak jelas, nasib mereka digantung. 

Kalau mau fair, negara sudah seharusnya mengganti rugi biaya hidup mereka, akibat ketidakpastian formasi karena amburadulnya manajemen guru PPPK.

Solusi dari Mendikbudristek Nadiem Makarim melalui marketplace guru yang dikoreksi menjadi talent pool hanya menjadi bumerang.

Sebab, menutup mata dari masalah sebenarnya, bahwa tidak sinkronnya kebijakan guru PPPK antara pemerintah pusat dan daerah.

"Juga lemahnya pemutakhiran data, yang seharusnya bukan masalah bagi menteri dengan latar belakang pelopor perusahaan teknologi digital," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler