JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) menjalankan berbagai program untuk merubah paradigma pembangunan perbatasan negara, dari semula pendekatan keamanan menjadi pusat pertumbuhan dan investasi.
“Isu paling dominan di perbatasan saat ini investasi. Kami susun buku potensi investasi perbatasan. Perbatasan selama ini diabaikan dalam konteks koridor ekonomi. Inilah target kami, merubah paradigma ini menjadi investasi,” ujar Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTU) Kementerian DPDTT Suprayoga Hadi.
Suprayoga mengakui, merubah paradigma perbatasan sebagai investasi, membutuhkan waktu dan ketekunan. Karena itu Kementerian DPDTT akan terus mencobanya. Antara lain, membangun perbatasan dengan model pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan memberi kemudahan bagi investor masuk ke kawasan itu.
“Meyakinkan investor itu perlu waktu. Sebelum MEA, kami buka Kalimantan untuk dibuka perkebunan kelapa sawit, itu sudah antre investor,” ujarnya.
Menurut Suprayoga, daerah perbatasan selama ini tidak pernah dipandang sebagai area pertumbuhan. Inilah yang menyebabkan wilayah perbatasan sulit terentas dari ketertinggalan.
“Inilah kekurangan kita. Maka, pengembangan perbatasan juga harus dilakukan melalui pendekatan investasi. Tanpa investasi daerah akan sulit untuk maju, mereka hanya akan menjadi saksi,” ujarnya.
Suprayoga melanjutkan, daerah perbatasan menjadi semakin seksi ketika dihadapkan dengan era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Di mana pada era tersebut, daerah perbatasan akan menjadi sentra pertemuan antara Indonesia dengan negara-negara lainnya.(gir/jpnn)
BACA JUGA: PLN Tandatangani PPA EBT dan Excess Power 42 Mw di Sumatera
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembiayaan SPEKTRA Capai Rp 20 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi