JAKARTA - Prestasi gemilang berhasil diraih siswa SMP dan MTs di DKI Jakarta dalam pelaksanaan ujian nasional (Unas) 2012 ini. Dari 132.328 siswa yang mengikuti ujian, hanya ada 1 orang yang tidak lulus. Sedangkan sisanya berhak melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Selain itu, Siswa SMP Negeri 49 Jakarta Novia Meizura menjadi peserta dengan nilai terbaik kedua nasional. Novia berhasil mendapatkan nilai 39,80 dari 4 mata pelajaran yang diujikan, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPA.
Siswa yang tidak lulus tersebut gagal dalam mata pelajaran IPA dan Matematika. Kegagalan tersebut bukan karena tidak melewati batas nilai kurang dari 4. Tapi, karena tidak mengikuti ujian yang diselenggarakan selama 4 hari tersebut. Siswa tersebut merupakan siswa sebuah SMP terbuka di daerah Jakarta Utara.
"DKI menjadi daerah terbaik dalam kelulusan. Hanya 1 orang yang tidak lulus," ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh di Jakarta, Jumat (1/6).
Nuh menjelaskan, Unas tahun ini diikuti 3.745.967 orang. Sebanyak 3.681.920 dinyatakan lulus dan 15.945 tidak lulus. Daerah yang paling banyak tidak lulus adalah Jawa Tengah dengan 4.287 siswa, NTT 1.906 siswa, dan Sumatera Barat 1.511 anak.
"Tahun ini tidak ada sekolah yang kelulusan nol persen berdasarkan hasil Unas. Tapi, bukan berarti mereka lulus semua. Semuanya tergantung keputusan satuan pendidikan (sekolah). Mereka akan menilai lagi. Disitu ada moral, tata krama, kepribadian. Bisa jadi mereka tidak lulus karena nakal. Kriminal juga tidak bisa lulus. Tahun lalu ada 12 sekolah yang seluruh siswa tidak lulus semua," ujar mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya tersebut.
Nuh menjelaskan, berdasarkan hasil Unas, pemerintah bisa memilah potensi dan kompetensi anak sedetail mungkin. Sebab, nilai yang didapatkan jauh lebih lebar dan beragam. Mulai dari 4 sampai 10. Berbeda dengan nilai sekolah yang terkonsetrasi di 7 sampai 9 saja. "Banyak juga anak yang nilai Unas lebih besar dari nilai sekolah. Kalau Unas dianggap bocor semua maka nilai siswa akan bagus. Yang jelek tidak ada," tegasnya.
Pria asal Jawa Timur ini melanjutkan, presentase kelulusan siswa meningkat dari 99,45 pada 2011 menjadi 99,57 tahun ini. Namun, rata-rata nilai turun dari 7,88 tahun lalu jadi 7,47 pada 2012 ini. "Kelulusan naik karena semakin merata. Kemampuan anak-anak lebih rata. Tidak terpusat lagi," tandas Nuh.
Meskipun begitu, kata Nuh, masih ada perbedaan mencolok jika membandingkan kelulusan berdasarkan nilai Unas murni dan nilai gabungan Unas dan nilai sekolah. Berdasarkan Unas murni, tingkat kelulusan hanya 91,56 persen. Sedangkan setelah penggabungan jadi 99,57 persen. "Nilai sekolah sangat membantu kelulusan. Unas murni untuk memetakan nilai sekolah," tegasnya. (cdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SMP Terbuka tak Akan Dibubarkan
Redaktur : Tim Redaksi