jpnn.com - TRAGEDI Mei 1998 yang merenggut korban ribuan jiwa tidak hanya membuat miris dan ngeri, tetapi menyisakan duka mendalam. Khususnya bagi keluarga korban penculikan dan pembunuhan.
Kengerian, kedukaan, dan kegelisahan tidak kunjung selesainya pengadilan terhadap pelaku peristiwa Mei 1998 ternyata juga dirasakan artis Happy Salma. Dirinya mencoba ’’melawan lupa’’ dengan membuat film dokumenter Kamis ke-300.
BACA JUGA: Noah Produksi Ulang 37 Lagu Peterpan
Happy ingin menguatkan hati korban penculikan dan melawan lupa atas tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa itu. Film tersebut, mengisahkan sejumlah kisah para peserta Kamisan yang hingga saat ini masih berjalan.
Yaitu, sekelompok orang yang dengan setia dan konsisten berdiri di seberang istana dengan menggunakan baju hitam. Mereka berdiri diam sebagai bentuk protes terhadap lambannya pemerintah mengadili pelaku pelanggaran HAM.
BACA JUGA: Dewi Perssik Rencana Terbitkan Buku
"Ini adalah hadiah saya untuk mendukung gerakan Kamisan di depan Istana Negara. Tahun 2008 saya ketemu anak kecil bernama Markus di Kontras. Dia orasi tentang pamannya yang hilang, lantang sekali. Padahal kan dia belum paham apa yang diorasikan. Jadi saya terkesan," ujar Happy di Galeri 6, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/5).
Tahun 2012, Happy sudah membuat cerita pendek tentang Markus dan dimuat di media massa. "Lalu, saya tiba-tiba sedih keinget penggerak Kamisan. Saya ini hanya supporter, saya nggak bisa bayangkan bagaimana perasaan keluarga orang-orang yang hilang atau dihilangkan paksa," jelasnya.
BACA JUGA: Justin Bieber Dikabarkan Merampok di LA
Semakin ke sini, diakui Happy banyak orang lupa dan tidak peduli dengan berbagai kasus HAM yang terjadi di masa lalu. "Makanya, saya buat film ini agar orang-orang terus ingat dan mendukung gerakan Kamisan ini," pungkasnya. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Selena Gomez Keguguran Bayi Bieber Masih jadi Misteri
Redaktur : Tim Redaksi