jpnn.com, PALEMBANG - Keberhasilan Rahmat Hidayat (34) meraih medali perunggu di cabor tenis meja di ajang Asian Para Games 2018 telah diketahui Hawati Ningsih (65), ibunya. Dia dan sang suami. M Jailani (75) merasa sangat senang sekaligus bangga.
“Alhamdulillah bisa mengukir prestasi lagi. Rahmat sudah telepon, Dia kasih kabar kalau dapat perunggu,” ucapnya, seperti diberitakan Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Ayah Ungkap Penyebab Jendi Panggabean Kehilangan Kaki Kiri
Telah banyak penghargaan yang diraih putranya itu dari olahraga yang ia tekuni. Diakui Hawati, di balik keterbatasan fisik yang ada, Rahmat memang tidak pernah menyerah dengan keadaan.
Meski tak berhasil meraih emas, tapi dengan perolehan perunggu, usaha Rahmat tidak sia-sia. Dia diguyur bonus Rp250 juta.
BACA JUGA: Total Bonus Rp 3,25 Miliar, Kaget seperti Mimpi
Perjuangan pemuda ini tak lepas dari dukungan keluarganya yang ada di Palembang. “Sebelum tanding, dia juga telepon, minta didoakan agar bisa menang,” tambah Hawati.
Anak keempat dari lima bersaudara itu tinggal bersama Hawati dan Jailani di Jl Silaberanti, Gg Siantan Jaya, RT 34, RW 04, No 12, Kelurahan Silaberanti, Kecamatan Jakabaring Palembang.
BACA JUGA: Kontingen Asian Para Games 2018 Mulai Tinggalkan Indonesia
Rahmat mengenal olahraga tenis meja ini dengan belajar dari sang kakak ipar. Awalnya Rahmat menggeluti basket dan badminton. Namun selepas SMA ia pun mencoba olahraga tenis meja.
Kemudian ada temannya yang melihat kemampuan Rahmat. “Alhamdulillah sekarang dia bisa jadi atlet," katanya.
Sejak menjadi atlet, sambung Hawati, Rahmat terus berlatih. Sudah sering mengikuti kejuaraan dan pulang bawa medali. Mengenai hadiah yang sering didapat, digunakan untuk modal usaha seperti untuk servis laptop, membuat studio mini dan lainnya.
"Kalau sedang tidak ada latihan, Rahmat bekerja sebagai tukang servis laptop, atau bekerja sebagai fotografer freelance untuk pre-wedding," ujarnya. Hawati menambahkan, meski putranya tidak seperti anak normal, tapi tidak mau menyusahkan mereka.
“Dia bahkan bisa mengendarai sepeda motor dan mobil sendiri," katanya. Sebagai orang tuanya, Hawati dan suami hanya bisa memberikan semangat dan dukungan.
Satu yang menjadi harapannya, melihat Rahmat diangkat menjadi PNS. “Semoga dengan prestasi ini dia bisa jadi PNS,” tukasnya.
Rasa bangga juga dirasakan Hazada, ibu Elsa Maris yang meraih medali emas dan perak di nomor perseorangan dan ganda cabor boling. Kebanggaan itu tak mampu ia ungkapkan dengan kata-kata.
"Bersyukur sekali anak kami bisa berprestasi untuk bangsa dan negara ini. Karena memang ia fokus selama latihan dan penuh semangat," katanya.
Hazada mengaku tak ada treatment khusus yang dilakukan oleh Elsa jelang pertandingan. Ia hanya meminta anaknya fokus dan berdoa agar diberi hasil yang terbaik. Dukungan dan motivasi terus diberikan oleh Hazada dan keluarga secara maksimal, sampai saat ini.
Bukan hanya itu, Hazada sangat terharu melihat animo masyarakat yang mendukung putrinya itu bertanding memperebutkan medali emas. “Ramai sekali yang menonton Elsa bertanding, kami tambah bangga dan terharu sampai ia akhirnya naik podium, " jelasnya.
BACA JUGA: Ayah Ungkap Penyebab Jendi Panggabean Kehilangan Kaki Kiri
Meski perjuangan di Asian Para Games 2018 telah usai, namun Hazada berharap anaknya bisa terus berlatih secara maksimal.
"Kami berharap Elsa bisa terus berprestasi. Terima kasih dukungan semuanya, termasuk masyarakat Palembang untuk capaian ini,” tukas Hazada. Dia berhrap, putrinya bisa main di ajang yang lebih tinggi dan meraih prestasi lagi. (way/tha/wly/aja/ce1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asian Para Games 2018 Sukses, Menpora Dapat Pujian dari JK
Redaktur & Reporter : Soetomo