BACA JUGA: Lion Air Mendarat tanpa Roda Depan
Tujuh orang tewas di tempat kejadian.Saat kejadian, sekitar pukul 15.30, Kota Kediri diguyur hujan lebat
BACA JUGA: Gubernur Maluku Didemo di KPK
Pada saat bersamaan, KA Dhoho yang baru sekitar 10 menit berangkat dari stasiun Kediri melaju dari arah kanan.Tabrakan pun tak bisa dihindari
BACA JUGA: Longsor Terjang Lima Rumah Warga di Lombok Utara
Sebelumnya bus itu menghantam bangunan konter handphone hingga hancurSaking kerasnya tabrakan, KA Dhoho yang dimasinisi Pamuji juga rusak parahLokomotif terputus dari gerbongJaraknya hingga sekitar 300 meterSementara gerbong kereta api menabrak dapur rumah warga bernama Riyadi.Masyarakat sekitar segera membantu korban untuk keluar dari bus dan kereta apiJerit kesakitan dan tangis terdengar menyayatKorban-korban yang terluka parah kemudian digotong satu per satu dan diletakkan di emper toko di sekitar lokasiDarah mengalir dari tubuh mereka.
Sekitar 15 menit setelah kejadian, petugas Polresta Kediri datang ke TKPMereka membawa korban ke tiga rumah sakitYaitu, RS Bhayangkara, Baptis, dan GambiranSelain menggunakan ambulans, evakuasi menggunakan kendaraan pribadi yang melintas di lokasi.
Agung, sopir bus dan Undarwoto (kondektur) ikut tewas di lokasi ituLima korban tewas lain hingga berita ini ditulis belum teridentifikasiSemua korban meninggal dibawa di RS Bhayangkara Kota Kediri.
Selain tujuh korban meninggal, belasan penumpang KA dan bus terlukaMereka dirawat di RSUD Gambiran, Bhayangkara, dan BaptisTabrakan itu membuat akses Jalan Brigjen Katamso tutup totalSebab, gerbong kereta api menutup perlintasan.
Menurut Eko Purwanto, 25, karyawan konter handphone, saat itu perlintasan kereta api belum tertutupSehingga, bus nekat menerobos masuk perlintasanNamun, dari arah utara kereta api Dhoho melaju dengan kecepatan tinggiTabrakan tidak terhindarkan"Sopir bus ngebel, masinis juga ngebelTapi, karena hujan deras, tabrakan tidak terhindarkan," ujarnya.
Eko mengatakan, saat terjadi tabrakan, dirinya berlari ke luar konterKarena itu, ketika bus terseret dan menghantam tembok konter, dirinya sudah di luar"Saya dan teman saya (Wahyu Agung) tidak apa-apa," ujarnya.
Sementara itu, Nuriyanto, 30, penumpang kereta api, yang menderita patah kaki kiri mengaku tidak mengetahui secara jelas kejadian itu"Kejadiannya sangat cepatBus langsung tertabrak saat kereta api melintas," ujarnya di RSUD Gambiran"Semuanya langsung gelap setelah itu," sambungnya.
Mengenai lukanya, Nuriyanto mengaku bahwa kaki kirinya itu terjepit kursi"Saya sebenarnya mau pulang ke Trenggalek," ujarnya.
Tadi malam, Supinto, petugas penjaga perlintasan ditetapkan sebagai tersangkaDia dinilai lalai menutup perlintasan.
Mobil Caleg Jadi Korban
Kecelakaan yang melibatkan KA dan mobil juga terjadi di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Bendungan, Kraton, PasuruanDalam kecelakaan ini, mobil Carry yang ditumpangi calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari PKNU Laila Hanim menjadi korban.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.15Carry yang disopiri Kholid melaju dari arah timurMereka baru saja menghadiri acara haul di ponpes asuhan KH Chumaidi di Lecari, Kota PasuruanNamun, karena masih ingin sosialisasi caleg ke wilayah Kramat, Kraton, dan Pulokerto, Laila meminta sopir yang masih pamannya itu menyusuri jalan masuk ke wilayah Kraton bagian utara.
Nah, untuk masuk ke lingkungan Ponpes Kramat, mereka harus melewati perlintasan KA tanpa palang pintuSaat melintas, Kholid tidak menyadari bahwa dari arah kanan melaju KA Mutiara Timur"Saya teriakLek..lek, awas! Mata saya terpejamSaya nggak mau lihat apa-apa," ujar Laila saat dirawat di UGD RSUD Bangil kemarin.
Akibat kecelakaan itu, Laila terluka di kepala bagian belakang, kaki dan tangan lecetSedangkan Kholid terluka di dagu, jari tangan dan sebagian tangan kanan"Saya nggak dengar sama sekali kalau ada kereta apiSaya pikir sudah amanTerus tadi (kemarin, Red) ada baliho-baliho caleg yang besar yang menghalangi pandangan saya," ujar Kholid(tyo/day/yud/jpnn/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur NTB Minta Insiden Anarkis Diselesaikan Secara Hukum
Redaktur : Tim Redaksi