jpnn.com, BOGOR - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengharapkan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) melakukan lompatan besar untuk kemajuan pertanian Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Mentan yang beken disapa dengan panggilan SYL, saat membuka Rapat Koordinasi Penguatan Kostratani Mendukung Ketahanan Pangan Nasional di Bogor Icon Hotel and Convention, Rabu (14/10).
BACA JUGA: Mentan SYL Ajak Jajarannya untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan Secara Utuh
Dalam hal pengambilan keputusan, kata SYL, tak jadi soal jika Kostratani mengambil kebijakan sesuai diskresi yang dimilikinya. Yang terpenting, mekanisme pengambilan keputusan dan kebijakan yang diambil tak membentur aturan.
BACA JUGA: Irjen Napoleon Datang ke Bareskrim Berpakaian Dinas, Ditahan, Pengacara Protes
"Harus ada (langkah) extraordinary yang bisa menjadi lompatan, tapi tak menjadi masalah dari segi aturan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya pertanian yang positif dan cukup tinggi," kata Mentan SYL.
BACA JUGA: PPPK Ikut Demo Bakal Ditandai, Terancam Tak Mendapat NIP
Dia juga menegaskan jika sistem pendanaan tak melulu mesti mengandalkan APBN. Ada sektor lain yang bisa dimanfaatkan untuk menyejahterakan petani dan memajukan pertanian Indonesia. Salah satunya adalah perbankan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pertanian.
Di sisi lain, dalam menghadapi musim penghujan Mentan SYL meminta agar Kostratani juga melakukan mapping kawasan yang menjadi langganan banjir. Pemetaan itu dianggap penting agar dapat segera dicarikan solusi untuk mengatasinya ketika banjir benar-benar melanda.
"Mana zona merah, mana zona kuning dan lain sebagainya. Lalu apa treatment-nya di zona merah, zona kuning dan seterusnya. Mapping ini harus dilakukan agar kita mempunyai peta kebijakan apa yang harus kita ambil pada zona-zona tertentu," paparnya.
Selain itu, hal penting lainnya yakni menyiapkan early warning system atau sistem peringatan dini agar petani memiliki kewaspadaan terhadap pertanian mereka.
Hal itu dimaksudkan agar bencana yang melanda tak mengganggu ketahanan pangan nasional sebagaimana dicanangkan pemerintah di mana Kementan adalah leading sector-nya.
"Harus disiapkan sistem peringatan dini dan bagaimana caranya menghadapi bencana di daerah merah, kuning dan lainnya," ungkapnya.
Pada saat yang sama, mantan gubernur Sulawesi Selatan itu juga meminta agar dibentuk badan taktis untuk mengantisipasi perubahan cuaca tak menentu yang akan berdampak pada sektor pertanian.
"Bentuk brigade banjir, lalu juga brigade untuk mengatasi kekeringan sekaligus juga hama. Siapkan Alsintan untuk hal itu," tuturnya.
Saat banjir datang, Mentan SYL juga meminta agar dilakukan rehabilitasi saluran pengairan. Selain itu siapkan pula pompa air untuk in-out saat banjir. "Yang terpenting juga siapkan benih yang tahan genangan. Terakhir, penanganan pasca-panen," pintanya.
Kemudian, Mentan SYL meminta kepada semua pihak khususnya Kostratani juga menyiapkan skenario untuk menghadapi badai La-Nina yang diprediksi oleh BMKG melanda Indonesia hingga November mendatang.
Kementan menurutnya sudah memiliki solusinya yakni asuransi pertanian yang sudah berjalan. "Menghadapi La-Nina harus ada asuransi untuk petani dan pertanian kita," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dedi Nursyamsi menjelaskan bahwa rapat yang diselenggarakan kali ini bertujuan melakukan penguatan Kostratani baik yang sedang dilakukan maupun yang akan dilakukan pada tahun depan.
Dia menjelaskan, salah satu hal yang membanggakan adalah konektivitas di tataran Konstratani. Hal ini menurutnya bukti bahwa fungsi Kostratani sebagai pusat data dan gerakan pembangunan pertanian berjalan.
"Ini terbukti dari laporan program utama Kementan, dari 5.733 Konstratani di seluruh Tanah Air hanya 51 saja yang belum terkonektivitas karena memang tidak ada sinyal sama sekali. Semuanya ada di Papua. Dari data itu kita dapat ketahui bahwa lebih dari 99 persen sudah terkoneksi. Kosrada, Kostrawil juga sudah terkoneksi,” ujarnya.
Selain terkoneksinya Kostratani, kata lanjut Dedi, fungsi BPP juga sudah berjalan cukup baik meski belum terlalu optimal. Selain sebagai pusat data dan gerakan pembangunan pertanian, di tataran implementasi BPP juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan konsultasi agrobisnis.
“Ada juga yang sudah membangun jejaring. Kami bertekad mulai bulan lalu, kami ingin lebih memperkuat lagi fungsi BPP sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian sebagai pelaksana program Kementan,” kata Dedi Nursyamsi.
Untuk mendukung hal itu, pihaknya akan segera berkoordinasi untuk merancang agar seluruh kegiatan dari Kementan betul-betul bisa dilaksanakan sepenuhnya oleh BPP.
“Mulai dari perencanaan, CPCL, verifikasi, pengawalan, distribusi, sarana prasarana seperti benih, pupuk dan implementasi seluruh kegiatan di Kementan,” tambahnya.(*/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam