jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal MPR Dr. H. Ma'ruf Cahyono berharap kegiatan dalam rangkaian Pekan Konstitusi MPR bisa menumbuhkan kesadaran berkonstitusi pada generasi muda.
Harapan itu disampaikan Ma'ruf ketika membuka secara resmi Pekan Konstitusi MPR di Hotel Santika, Jakarta, Sabtu malam (24/8/2019).
Rangkaian kegiatan Pekan Konstitusi MPR adalah Lomba Debat Konstitusi, Academic Constitutional Drafting, dan Lomba Karya Tulis Ilmiah Sistem Ketatanegaraan. Pembukaan Pekan Konstitusi MPR diikuti mahasiswa yang menjadi finalis ketiga lomba itu.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Mangindaan: Campur Tangan dan Pertolongan Tuhan Sangat Besar
Ma'ruf menyebutkan ketiga lomba itu melibatkan mahasiswa sebagai generasi muda. Lomba ini memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berpikir kritis terhadap kondisi kebangsaan khususnya bagaimana sistem ketatanegaraan, bagaimana konstitusi, dan bagaimana implementasi atau pelaksanaan konstitusi kita.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Mangindaan: Campur Tangan dan Pertolongan Tuhan Sangat Besar
BACA JUGA: Sosialisasi 4 Pilar MPR Lewat Jalan Sehat, Tanamkan Nilai-nilai Kebangsaan
"Rangkaian kegiatan ketiga lomba itu tidak hanya membuat generasi muda kritis terhadap suatu tatanan negara yang ada, konstitusi yang ada dan pelaksanaannya, tetapi paling tidak muncul suatu kesadaran berkonstitusi pada generasi muda," katanya.
Menurut Ma'ruf, Lomba Debat Konstitusi, Lomba Academic Constitutional Drafting dan Lomba Karya Tulis Ilmiah Sistem Ketatanegaraan akan memunculkan pengetahuan dan pemahaman bagi generasi muda. Pada gilirannya, hasil pemikiran kritis dari mahasiswa memberikan masukan bagi penyempurnaan sistem ketatanegaraan sesuai dengan kebutuhan.
BACA JUGA: Sosialisasi Empat Pilar di SMA Negeri 15, MPR Sampaikan Pentingnya Pancasila
Bagi MPR, lanjut Ma'ruf, gagasan dan pemikiran kritis dari mahasiswa akan menjadi masukan bagi Badan Pengkajian MPR. Sebab, salah satu tugas MPR yang secara eksplisit disebutkan dalam UU MD3 adalah menyerap aspirasi dari berbagai lapisan masyarakat.
"Gagasan dan pemikiran kritis dari peserta lomba ini menjadi bahasan di Badan Pengkajian. Apalagi yang disampaikan adalah konsep-konsep yang sudah terstruktur, sistematis, dengan formulasi dan pendekatan pemikiran yang kritis,” jelasnya.
Pekan Konstitusi berlangsung 24 hingga 30 Agustus 2019. Untuk Lomba Debat Konstitusi diikuti 20 perguruan tinggi dari 20 provinsi. Lomba Academic Constitutional Drafting diikuti enam perguruan tinggi, yaitu Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Diponegoro, Universitas Pelita Harapan, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Indonesia (Tim B). Untuk Lomba Karya Tulis Ilmiah Ketatanegaraan diikuti 10 finalis.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua MPR Akui Perlu Proses Panjang untuk Mengaktifkan Kembali GBHN
Redaktur : Tim Redaksi