jpnn.com - JAKARTA – PDI Perjuangan disarankan tidak mendikotomikan faktor Jawa dan luar Jawa dalam memilih bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan presiden (pilpres) Juli nanti. Sebab, dikotomi kesukuan tidak akan dapat menjawab kebutuhan bangsa ke depan.
Penilaian itu disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Kebangkitan Indonesia Baru (KIB) Reinhard Parapat dalam pesan elektroniknya, Senin (12/5). Menurutnya, PDIP sebaiknya mengutamakan faktor kemampuan dalam memilih calon pendamping Jokowi.
BACA JUGA: Gelar Rapimnas, Golkar Bahas Lagi Pencapresan Ical
“Saya pikir yang paling tepat adalah figur yang tidak plin-plan. Apalagi labil dalam melakukan tugas yang tidak populis yang diberikan Jokowi ketika dipercaya memimpin Republik Indonesia nantinya,” ujar Reinhard.
Selain itu, kata Reinhard, figur cawapres PDIP itu harus dipastikan mampu mendukung penuh kebijakan Jokowi dan sanggup melakukan kegiatan yang merakyat. Karenanya Reinhard berharap pendamping Jokowi adalah figur yang merakyat dan melayani.
BACA JUGA: Demi Selamatkan KPK, Abraham Harus Tolak Tawaran Cawapres Jokowi
“Sosok cawapres saya kira juga harus orang yang nantinya dapat sering berkomunikasi secara terbuka dan sederhana dengan rakyatnya dan tidak menjadi elitis. Dia juga harus sosok yang mampu berdiri di atas semua golongan, menunjukan citra sederhana, serta tulus dan berani dalam menjalankan kebijakan yang pro-rakyat kecil,” katanya.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Prabowo Diundang Hadiri Deklarasi Cawapres Hatta
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Yakin Capres-Cawapres Poros Baru Terbentuk di Injury Time
Redaktur : Tim Redaksi