JAKARTA - Anggota Komisi X DPR yang membidangi olahraga, Eko Purnomo mengapresiasi keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk politisi Partai Demokrat, Roy Suryo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pengganti Andi Mallarangeng. Diharapkan Roy bisa bergerak cekatan di posisi barunya.
"Ini sudah bukan saatnya belajar lagi. Sekarang adalah bagaimana berlari mengejar ketertinggalan yang ada," ujar Eko di Jakarta, (Sabtu, 12/1).
Karenanya politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini meminta Roy agar segera meningkatkan prestasi olahraga nasional yang kian terpuruk. Tak terkecuali membereskan dualisme di tubuh PSSI.
"Yang tak kalah penting, Roy harus membenahi cabang-cabang olahraga yang terpuruk, seperti sepakbola dan bulu tangkis," terangnya. "Anggaran ada, fasilitas ada, harusnya bisa. Ini buah ketidaktegasan dan keragu-raguan pemimpin," sambung Eko.
Ia juga berharap Roy menjawab keraguan publik dengan kerja nyata. Sebab, Roy yang lebih dikenal sebagai pemerhati telematika itu dinilai tak punya latar belakang maupun kapabilitas di bidang olah raga dan kepemudaan.
"Dia harus segera menyikapi ketidakmampuan dia dengan bekerja keras. Salah satunya, menggawangi anggaran Kemenpora sebesar Rp 1,9 triliiun," pintanya.
Eko juga mewanti-wanti agar Roy tak sampai mengulang kasus-kasus sebelumnya yang terjadi di Kemenpora, termasuk rendahnya penyerapan anggaran. "Penyerapan anggaran harus mencapai 97 persen. Jika di bawah itu, maka dianggap gagal. Itu sama saja Roy tidak bekerja," pungkas Eko. (chi/jpnn)
"Ini sudah bukan saatnya belajar lagi. Sekarang adalah bagaimana berlari mengejar ketertinggalan yang ada," ujar Eko di Jakarta, (Sabtu, 12/1).
Karenanya politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini meminta Roy agar segera meningkatkan prestasi olahraga nasional yang kian terpuruk. Tak terkecuali membereskan dualisme di tubuh PSSI.
"Yang tak kalah penting, Roy harus membenahi cabang-cabang olahraga yang terpuruk, seperti sepakbola dan bulu tangkis," terangnya. "Anggaran ada, fasilitas ada, harusnya bisa. Ini buah ketidaktegasan dan keragu-raguan pemimpin," sambung Eko.
Ia juga berharap Roy menjawab keraguan publik dengan kerja nyata. Sebab, Roy yang lebih dikenal sebagai pemerhati telematika itu dinilai tak punya latar belakang maupun kapabilitas di bidang olah raga dan kepemudaan.
"Dia harus segera menyikapi ketidakmampuan dia dengan bekerja keras. Salah satunya, menggawangi anggaran Kemenpora sebesar Rp 1,9 triliiun," pintanya.
Eko juga mewanti-wanti agar Roy tak sampai mengulang kasus-kasus sebelumnya yang terjadi di Kemenpora, termasuk rendahnya penyerapan anggaran. "Penyerapan anggaran harus mencapai 97 persen. Jika di bawah itu, maka dianggap gagal. Itu sama saja Roy tidak bekerja," pungkas Eko. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cekal Parpol Nonparlemen, KPU Dicurigai Balas Jasa
Redaktur : Tim Redaksi