jpnn.com, JAKARTA - Kepala Center of Digital Economy and SME’s INDEF Eisha M Rachbini menilai kenaikan harga bahan pokok dapat memperbesar risiko tekanan inflasi.
Menurut Eisha, kenaikan harga bahan pokok tersebut disebabkan oleh dua hal.
BACA JUGA: Pastikan Harga dan Ketersediaan Bahan Pokok Aman, Kementan Lakukan Hal Ini di Kalbar
Pertama, bermula dari pandemi Covid-19 yang memberikan dampak negatif terhadap perekonomian, semua aktivitas ekonomi dan sosial terhenti.
"Kecepatan demand tidak dapat diimbangi oleh faktor produksi di industri karena masih terhambat akibat terhentinya produksi akibat pandemi," ujar Eisha, Jumat (15/4).
BACA JUGA: Mendag Lutfi Sampaikan Kabar Gembira Jelang Lebaran, Pakai Frasa Aman Terkendali
Kemudian yang kedua, terjadi disrupsi supply chain, di mana selama pandemi terjadi layoff shipping firm yang mengganggu distribusi barang di seluruh dunia.
Akibatnya, suplai terhambat dan tidak memenuhi permintaan pasar barang dan jasa yang mulai berangsur pulih.
BACA JUGA: Bukan PPN, Ternyata Hal Ini yang Bikin Inflasi 2022 Memelesat
Ditambah lagi saat ini terjadi perang Rusia dan Ukraina yang mendorong kenaikan harga minyak dunia di atas USD 100 per barel.
Begitu juga harga komoditas yang lain seperti CPO, batubara, nikel, dan kakao.
Lebih lanjut, Eisha mengatakan jika inflasi tinggi di tengah masa pemulihan saat ini, akan berdampak terhadap daya beli masyarakat.
"Masyarakat memilih untuk menghemat, yang artinya penghematan tersebut dapat berdampak terhadap konsumsi secara keseluruhan," kata dia.
Kemudian, dari sisi dunia usaha, sektor industri dan bisnis, inflasi yang tinggi akan berdampak pada harga bahan baku.
"Beban harga produksi pada industri menjadi meningkat. Listrik, LPG, BBM. Cost structure yang meningkat dengan demikian akan menyebabkan harga produk akhir juga meningkat," ujar dia.
Eisha menyarankan agar pemerintah memperhatikan bantalan sosial kepada masyarakat kurang mampu, khususnya ketika terjadi shock harga-harga. (mcr28/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sektor Pertanian Tumbuh di Tengah Pandemi, Pengamat: Harus Dijaga Bersama
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Wenti Ayu Apsari