jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) berekasi atas kenaikan harga bahan pokok selama Ramadan.
"Kami tentu sangat prihatin dengan situasi seperti ini. Pada saat umat Islam sedang Ramadan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat lemah diperparah dengan meroketnya harga-harga kebutuhan pokok," kata Ketua MUI Jeje Zaenudin dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat.
BACA JUGA: Truk Pengangkut Bahan Pokok Terjun ke Laut
Oleh karena itu, MUI mendorong pemerintah untuk bekerja keras mengatasi kenaikan harga sejumlah bahan pokok, terutama saat Ramadan.
Jeje memahami kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah.
BACA JUGA: Bulan Puasa, 4 Pasangan Mesum Terciduk di Hotel Mawar, Ada yang di Bawah Umur
Apalagi pemerintah memiliki sejumlah program-program strategis yang memerlukan anggaran besar.
Namun, di sisi lain, kata dia, masyarakat meminta agar pengendalian harga kebutuhan pokok lebih diprioritaskan ketimbang proyek-proyek raksasa yang tidak bersentuhan langsung dengan hajat hidup masyarakat secara luas.
BACA JUGA: Berusaha Kabur, Umar Dani Gigit Polisi, Dor Dor
Guna menghindari terjadinya kelangkaan barang di pasar, Jeje mengimbau masyarakat untuk berhemat dan mengendalikan diri dari budaya konsumtif saat Ramadan.
Bulan ini, kata dia, merupakan momentum untuk menjaga diri dari hawa nafsu, termasuk perilaku konsumtif.
Sebelumnya, Kepala Pusat Ketersediaan Pangan dan Kerawanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andriko Noto Susanto menyatakan pemerintah terus memantau kondisi ketersediaan pasokan dan harga sembilan bahan pokok di berbagai wilayah di Indonesia.
Bappenas juga intens bekerja sama dengan dinas ketahanan pangan di 34 provinsi dan 514 kabupaten dan kota.
Tujuannya untuk memantau dan memastikan stabilisasi pasokan dan harga kesembilan bahan pokok tersebut. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekjen MUI Sebut Pendeta Saifuddin Ibrahim Ternyata Residivis, tetapi Tidak Jera
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha