MAKASSAR - Menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga barang-barang di pasaran diprediksi ikut terdongkrak hingga dua kali lipat. Demikian juga pada kenaikan tarif angkutan umum. Makanya, sejak awal, pihak pemerintah provinsi akan membicarakan hal ini dengan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda).
Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang, mengatakan, ketika harga BBM sudah naik, otomatis tarif angkutan juga ikut naik. "Biaya transportasi pasti naik. Makanya kita akan minta Dinas Perhubungan dan Organda untuk membahas sebab mereka yang tahu hitung-hitungannya. Yang jelas pasti naik," kata Agus usai salat Jumat di kantor Gubernur Sulsel, Jumat (2/3)
Terkait soal kenaikan tarif, Agus juga mengatakan, kenaikan harga BBM juga akan berimbas pada inflasi. Menurut dia, pasti ada inflasi. Namun Agus berharap inflasi cukup di kisaran lima persen atau enam persen saja.
"Cuma ini pemerintah jangan berlarut-larut. Kalau mau kasih naik, naikkan memang, terus (cari, red) apa solusinya. Sebab kalau begini, bisa dua kali naik barang-barang," papar Agus.
Mengenai antisipasi yang dilakukan untuk permainan harga dan penimbunan barang, Agus mengatakan, pemerintah akan meminta aparat melakukan pemantauan. "Kita minta aparat mengawasi supaya tidak terjadi. Misalnya elpiji jangan diperlambat. Kemarin misalnya pengapalan yang lambat," ujar dia.
Harga Beras
Sementara itu, kemarin, harga beras di pasar-pasar tradisional relatif malah mengalami penurunan. Dari pantauan di Pasar Terong dan Pasar Pannampu, Jumat, 2 Maret, harga beras kepala yang dulu Rp220 ribu turun menjadi Rp205 ribu per 25 kilogram. Sementara beras ciliwung yang dulunya Rp8.500 per kilogram menjadi Rp7.800 per kilogram.
Begitu juga dengan harga beras mandi dari Rp8.500 per kilogram turun menjadi Rp7.800 per kilogram. Sedang beras bogor dari Rp180 ribu turun menjadi Rp175 ribu per 25 kilogram.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Pannampu bernama Wahyu mengatakan, penurunan harga beras ini diakibatkan karena lagi musim panen. Wahyu menjelaskan, banyaknya stok beras banyak membuat harga mengalami penurunan. "Musim panen jadi banyak stok, makanya turun," tutur Wahyu.
Dia menambahkan, memang biasanya bila ada renca kenaikan BBM pasti harga beras naik. Namun, kata dia, saat ini belum ada kenaikan.
Hal serupa juga diungkap pedagang lainnya di Pasar Terong bernama Undarwati. Dia mengaku jika penurunan harga beras karena stok beras cukup banyak. (fajar)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Segera Tutup Petral Singapura
Redaktur : Tim Redaksi