Harga Batu Bara Pulih, Pendapatan Adaro Naik 38 Persen

Kamis, 02 November 2017 – 13:34 WIB
Ilustrasi. Foto: Adaro

jpnn.com, JAKARTA - Pendapatan PT Adaro Energy Tbk pada triwulan ketiga 2017 naik 38 persen secara year on year (yoy).

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, kenaikan pendapatan tersebut terdongkrak oleh menguatnya harga serta pulihnya pasar batu bara.

BACA JUGA: KSOP Cirebon Klaim Sudah Ikut Atasi Sebaran Debu Batu Bara

’’Kontribusi kami kepada negara melalui royalti dan pajak pun terdongkrak naik meski volume produksi sama dengan tahun lalu. Saat ini, pencapaian tersebut telah sesuai dengan target yang dicanangkan pada 2017,’’ katanya, Rabu (1/11).

Total produksi batu bara perseroan hingga triwulan ketiga 2017 mencapai 39,36 juta ton.

BACA JUGA: Kementerian Lingkungan Hidup Diminta Berpartisipasi Beri Solusi Sebaran Debu di Cirebon

Capaian tersebut naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan jumlah 39,33 juta ton.

Penjualan untuk pasar domestik berkontribusi 20 persen. Sisanya ditujukan untuk pasar luar negeri dengan peningkatan ekspor ke Tiongkok dan Korea Selatan.

BACA JUGA: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara tak Boleh Ganggu Lingkungan

’’Pasar batu bara pada triwulan ketiga tahun ini lebih ketat dari yang dibayangkan. Di Indonesia, produksi batu bara akan terkendala adanya hujan lebat,’’ jelasnya.

Negara penghasil batu bara lainnya, Australia, harus menghadapi isu pemogokan kerja sehingga terjadi pelarangan ekspor batu bara.

Kondisi tersebut cukup berpengaruh terhadap harga batu bara global yang terus merangkak naik menjadi USD 90 per ton (Global Coal Newcastle) pada Agustus dan September.

Penyebabnya adalah berkurangnya pasokan batu bara dunia.

Kenaikan harga batu bara diprediksi terus berlanjut hingga akhir tahun.

Sebab, berkurangnya pasokan batu bara dunia tidak diimbangi meningkatnya permintaan dari sejumlah negara seperti Tiongkok maupun India.

Impor batu bara Tiongkok naik 20 persen selama periode Januari–September 2017 (yoy).

Di sisi lain, konsumsi batu bara domestik terus tumbuh 15 persen hingga Agustus 2017 (yoy).

Kenaikan konsumsi terdorong adanya pembangkit listrik yang masuk tahap komisioning dan meningkatnya permintaan untuk elektrivitas.

PLN mencatat, hingga September 2017 konsumsi listrik naik 2,8 persen (yoy).

Selain Adaro, kenaikan pendapatan dialami PT Bukit Asam (Persero) Tbk, yakni 31,7 persen (yoy).

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk Suherman menyatakan, kenaikan ekspor terjadi karena ada beberapa pasar baru yang berhasil digarap tahun ini. Yaitu, Filipina, Kamboja, dan Vietnam.

’’Sebab, respons pasar internasional lebih baik dibandingkan pasar domestik untuk harga jual batu bara. Jika saat itu harga batu bara naik, harga jual ke sana juga langsung naik,’’ jelasnya. (vir/c15/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Segera Miliki Tambang Batu Bara


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler