jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Resource Studies Marwan Batubara mengkritik sikap Presiden Joko Widodo dan jajaran menterinya yang enggan tampil saat harga bahan bakar minyak (BBM) kembali mengalami kenaikan pada 28 Maret 2015.
Sebagaimana diketahui, harga BBM jenis Premium RON 88 di wilayah penugasan Luar Jawa-Madura-Bali dan jenis solar subsidi mengalami kenaikan harga Rp 500 per liter. Solar naik menjadi Rp 6.900 per liter. Sementara, premium RON 88 naik menjadi Rp 7.300 per liter.
BACA JUGA: Menaker Ajak Pengusaha Amerika Tingkatkan Investasi di Indonesia
Marwan menilai, pemerintah ogah kehilangan citra positif di mata masyarakat bila harus mengumumkan kenaikan harga BBM.
"Kalau waktu turun Pak Jokowi tampil, tapi pas BBM naik kemarin, jangankan Pak Jokowi, menterinya pun tidak ada yang tampil. Ini pencitraan parah," ungkap Marwan dalam diskusi 'Energi Kita' di Cikini, Jakarta, Minggu (5/4).
BACA JUGA: Harga Elpiji 12 kg Naik, Pertamina Untung, Negara Rugi
Menurutnya, apapun keputusan tersebut, pemerintah seharusnya bisa hadir untuk mengumumkan langsung kepada masyarakat. Pasalnya, BBM menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Kalau BBM naik, semua harga langsung pada naik. Ini tidak boleh dianggap enteng oleh pemerintah," tegas Marwan. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Kementerian PU Pastikan Tol Cikampek-Palimanan Tuntas Sebelum Lebaran
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lion Air Belum Bisa Ajukan Rute Baru
Redaktur : Tim Redaksi