Harga BBM Naik, Pengusaha Makanan Ringan Menjerit

Jumat, 06 Juli 2018 – 21:43 WIB
Harga BBM naik per 1 Juli 2018. Foto: Dimas Prabowo/Radar Banyumas/JPNN.com

jpnn.com, GRESIK - Siapa bilang kalangan bawah tidak terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang baru saja terjadi?

Para pengusaha makanan ringan di sentra UKM Desa Morowudi, Gresik turut merasakan. Harga bahan baku mulai naik.

BACA JUGA: Biasanya Sehari Setelah Harga BBM Naik, Lainnya Ikut

Ongkos produksi makanan ringan pun meningkat. Kondisi itu mulai dirasakan pengusaha kecil di sentra makanan ringan Dusun Ngebret, Desa Morowudi, Kecamatan Cerme.

Ketua Paguyuban Makanan Ringan Dusun Ngebret Umi Khulsum menyatakan, banyak anggota paguyuban yang terpaksa berhenti produksi.

BACA JUGA: Harga BBM Naik Lagi karena Rezim Jokowi Tabrak Konstitusi

"Karena harga bahan baku dan biaya produksi naik, sedangkan harga jual tetap sama," ujar Umi Khulsum.

Menurut pembuat kue pastel itu, usaha makanan ringan yang paling terdampak kenaikan harga BBM adalah usaha keripik pisang dan singkong.

BACA JUGA: Politikus Gerindra Tuding Rezim Jokowi Gemar Berbohong

Pisang dan singkong diambil dari luar Gresik. Bahkan, ada yang kulakan dari Malang. Harga singkong dan pisang naik. Soalnya, ongkos transportasi naik.

"Harga singkong kini Rp 2.750 per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp 1.500," ungkap perempuan berhijab tersebut.

Apa akibatnya? Para pembuat keripik memilih berhenti dulu. "Anggota yang masih bertahan hanya 45 dari 85 anggota," kata Umi yang juga aktivis perempuan itu.

Paguyuban, ungkap dia, tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab, kenaikan bahan baku terjadi karena mekanisme pasar.

"(Paguyuban) tidak punya kekuatan," jelasnya.

Umi menggeluti usaha makanan ringan pastel sejak 2009. Dia mengaku juga merasakan dampak pelemahan rupiah dan bahan bakar.

Dia mencontohkan harga telur dan tepung terigu. Keduanya juga naik. "Kami terpukul karena kenaikan harga," tegasnya.

Saat ini, jelas Umi, bisa produksi 200 bal sebulan saja sudah baik. Satu bal sama dengan 2,5 kilogram.

"Mareka bekerja empat hari dalam seminggu," katanya. Umi pun tetap berusaha terus produksi. (yad/c20/roz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Naik, Pengamat: Pemerintahan Jokowi Panik Luar Biasa


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler