JAKARTA – Pemerintah optimis laju inflasi sepanjang tahun 2012 akan terkendali menyusul batalnya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada April lalu. Dalam APBN-P 2012, asumsi laju inflasi dipatok 6,8 persen. Namun dengan batalnya penyesuaian harga BBM, maka inflasi bisa berada pada level 5,3 persen.
“Kalau sekarang dalam APBN P inflasi sebesar 6,8 persen, jika tidak dilakukan penyesuaian harga BBM itu realisasi kita bisa berada di kisaran 5,3 persen atau lebih rendah dari itu,” ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta, Rabu (16/5).
Menurutnya, pemerintah saat menyusun APBNP 2012 sudah memasukkan faktor kenaikan harga BBM sebesar Rp.1.500 per liter meski akhirnya kebijakan itu gagal direalisasikan.
“Pemerintah berkeyakinan kalau menaikan harga BBM atau tidak, kita akan bisa menjaga fiskal dalam keadaan yang sehat dan kita mempunyai cadangan memadai untuk merespon kondisi fiskal. Kita berkomitmen akan mengawasi dan menjaga inflasi di Indonesia,” terangnya.
Pemerintah, sambungnya telah mengeluarkan peraturan menteri keuangan (PMK) Nomor 66 tahun 2012 pada 30 April 2012 yang menerapkan sasaran inflasi tahun 2013, 2014, dan 2015. Masing-masing target inflasi pada tahun tersebut sebesar 4,5 persen dengan deviasi plus minus 1 persen, 4,5 persen dengan deviasi plus minus 1 persen, dan 4 persen dengan deviasi lebih kurang 1 persen. “Sesuai undang-undang yang berlaku memang penetapan sasaran inflasi ini dilakukan dengan koordinasi antara pemerintah dan BI,” urainya.
Mantan Dirut Bank Mandiri itu menambahkan, dalam dua tahun terakhir laju inflasi di Indonesia terbilang rendah. Pada tahun 2010, inflasi tercatat sebesar 6,96 persen. Sedangkan pada 2011, laju inflasi turun menjadi 3,79 persen. “Ketika kita mencapai 3,79 persen inflasi 2011 saat itu di APBNP 2011 kita anggarkan 5,56 persen dan bisa mencapai angka itu sasaran kita 5 plus minus 1 persen,”terangnya.
Di tempat yang sama Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan, saat ini inflasi makin bisa dikendalikan. Pasalnya, jika melihat sejarah pada masa lalu sebelum krisis tahun 1997-1998 inflasi hampir selalu double digit sedangkan saat ini terus mengalami penurunan.
“Tim pengendalian inflasi di pusat dan daerah maupun rakornas seperti sekarang ini yang memberikan kita kepercayaan bahwa semakin lama semakin berhasil mengendalikan inflasi,” pungkasnya. (naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjualan Motor Mulai Ngerem
Redaktur : Tim Redaksi