jpnn.com, JAKARTA - Pedagang beras di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Aryati mengaku kesulitan berdagang karena kenaikan harga beras.
Aryanti menyebutkan harga beras akhir-akhir ini naik mencapai Rp 2.000 per kilogram.
BACA JUGA: Stok Beras Cadangan Pemerintah Aman, Capai 1,4 Juta Ton
Dipantau dari Antara, di pasar tradisional di Temanggung, Sabtu, harga beras dengan kualitas premium maupun medium di tempat ini mengalami kenaikan hingga Rp 2.000 per kilogram.
"Medium kalau yang dari Bulog SPHP kami jual Rp 10.950 per kilogram, kalau yang dari gilingan jenis medium dijual Rp 14.000 sampai Rp 14.500 per kilogram, kemudian kalau jenis premium kami jual Rp 15.000 sampai Rp 15.500 per kilogram," kata Aryati.
BACA JUGA: Jelang Ramadan, Harga Beras dan Telur Ayam di Palembang Naik
Menurut dia, kenaikan harga beras ini sudah mulai dirasakan sejak bulan lalu.
Aryati mengaku kenaikan harga beras ini imbas dari banyak petani yang gagal panen dan distribusi beras terganggu akibat banjir yang melanda di kawasan sentra penghasil padi.
"Untuk mencari bahan sekarang susah juga karena terkendala banjir. Jadi yang harusnya muatan dari Demak, Purwodadi itu kan sentra penghasil padi. Di daerah tersebut sudah masuk panen namun terdampak banjir sehingga banyak yang mengalami gagal panen, selain itu banjir juga menghambat distribusi beras ke daerah-daerah," katanya.
Aryati mengatakan karena kenaikan beras para pembeli tidak berani membeli dengan jumlah banyak dan mencari beras yang lebih murah. Selain itu naiknya harga beras juga berpengaruh dengan menurunnya omset penjualan.
Dia berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga beras di pasaran.
"Agar harga bahan pokok ini tidak memberatkan masyarakat," ungkap Aryati.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kabupaten Temanggung Entargo Yutri Wardhono menyampaikan untuk mengatasi kenaikan harga beras tersebut Pemkab Temanggung telah menjalin kerja sama dengan Bulog.
"Pada Senin (19/2) akan dilaksanakan operasi pasar di Plaza Temanggung oleh Bulog," kata Entargo.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul