Harga Bijih Nikel Naik, Pendapatan dan Laba NICL Terkerek

Rabu, 25 Agustus 2021 – 18:03 WIB
Bisnis nikel (Ilustrasi). Foto dok PT PAM Mineral

jpnn.com, JAKARTA - PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatatkan peningkatan kinerja operasional yang solid.

Corporate Secretary NICL Suhartono mengatakan selama semester I tahun ini, penjualan bijih nikel perseroan mengalami peningkatan yang signifikan ditunjang peningkatan harga komoditas nikel sepanjang semester I 2021.

BACA JUGA: Mutia Ayu: Jangan Kaget Kalau Ketemu Aku Berbeda

Berdasarkan laporan keuangan in house Juni 2021, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp148 miliar.

Sedangkan pendapatan perseroan pada sepanjang 2020 sebesar Rp188 miliar.

BACA JUGA: Tambah Cakupan Pelayanan, iDexpress Ingin Bantu Kembangkan UMKM

“Jika dibandingkan dengan kinerja 2020, pada semester I tahun ini, perseroan telah mencapai 79 % dari penjualan tahun lalu. Kami sangat optimis penjualan tahun ini akan jauh di atas penjualan yang telah dicapai tahun lalu," ujar Suhartono.

Dari sisi laba, perseroan berhasil mencatatkan laba sebesar Rp26,3 miliar atau naik signifikan jika dibandingkan dengan laba bersih di semester I 2020, yang masih mencatatkan kerugian sebesar Rp1,8 miliar.

BACA JUGA: Konsep Pengurangan Bahaya Bantu Atasi Dampak Merokok

Kenaikan ini ditunjang oleh kenaikan volume penjualan dan kenaikan harga nikel.

Di sisi lain posisi keuangan NICL masih sangat solid, di mana pada sisi ekuitas, Perseroan mengalami kenaikan yang signifikan, dari sebelumnya sebesar Rp106,7 miliar naik menjadi Rp133,1 miliar atau naik sebesar 25% (ytd).

Hal ini disebabkan adanya lonjakan laba yang signifikan di semester I 2021.

Total aset perseroan sebesar Rp177 miliar per Juni 2021 relatif lebih rendah dari total aset pada Desember 2020, yaitu sebesar Rp189,7 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7% (ytd). 

Namun di sisi lain penurunan aset tersebut dibarengi dengan penurunan hutang Perseroan dari Rp82,9 miliar pada Desember 2020 menjadi sebesar Rp43,9 miliar per Juni 2021 atau turun sebesar 47% (ytd).

“Dari sisi neraca, struktur permodalan perseroan sangat solid dan didukung oleh pertumbuhan laba yang tinggi, perseroan yakin dapat terus bertumbuh di masa yang akan datang” imbuh Suhartono.

Propek industri nikel dalam beberapa tahun ke depan masih sangat menarik karena kebutuhan bijih nikel dunia akan terus mengalami peningkatan seiring dengan tumbuhnya industri baterai untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik di seluruh dunia.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler