Harga Cabai dan Ayam Potong Naik Lumayan

Minggu, 08 April 2018 – 14:14 WIB
Ilustrasi cabai. Foto: Radar Madiun/JPNN

jpnn.com, BONTANG - Satu bulan jelang Ramadan, harga cabai besar dan ayam potong mulai merangkak naik di dua pasar di Bontang, Kaltim.

Randi, penjual cabai di Pasar Rawa Indah mengatakan, kenaikan harga cabai terjadi dalam tempo tiga hari. Semula harga cabai besar berkisar Rp 40.000 per kilogram.

BACA JUGA: Jamin Pasokan Cabai, Dirjen Hortikultura Kunjungi Pelosok

Saat ini konsumen harus merogoh kocek Rp 60.000 untuk membeli komoditas pangan ini tiap kilogramnya. “Pembeli jadi berkurang, mereka kaget dengan harga yang naik ini,” katanya, Sabtu (7/4).

Menurut Randi, banyak konsumen yang mengeluhkan kenaikan harga tersebut dan beranggapan harga naik karena menjelang Ramadan. “Banyak pembeli yang mengeluh, apalagi langganan kami yang memiliki warung-warung dan membutuhkan banyak bumbu,” ujarnya.

BACA JUGA: Jelang Ramadan Jokowi Minta Terjunkan BIN

Pihaknya meminta kepada pemerintah agar dapat menjaga harga cabai yang kerap fluktuatif. "Kalau begini terus pedagang yang repot,” kata dia

Sementara itu Aisya, pedagang ayam potong di pasar Rawa Indah mengatakan, naiknya harga ayam telah terjadi sejak tiga bulan yang lalu. Semula harga berkisar Rp 40.000 per potong, namun kini telah mencapai Rp 48.000.

BACA JUGA: Bamsoet Ingatkan Pemerintah soal Inflasi Ganda Jelang Puasa

“Naiknya perlahan-lahan, sempat juga harga itu terhenti beberapa waktu,” kata Aisya di lokasi jualannya.

Ia mengatakan, naiknya harga dikarenakan kurangnya pasokan dari distributor. Saat ini lanjutnya, ayam potong didatangkan dari Balikpapan dan Samarinda. Kenaikan ini berdampak pada berkurangnya penjualan tiap harinya.

“Sekarang pembeli jadi sepi, biasanya tiap hari bisa habis 100 potong sekarang hanya 60 potong saja maksimal,” ungkapnya.

Senada, Sumarsih, penjual ayam potong di Pasar Telihan mengatakan, harga daging ayam satu bulan lalu yakni Rp 45.000 per potongnya. Kini, harga tersebut naik menjadi Rp 50.000. “Harganya merangkak pelan-pelan. Saya harapkan ini ada solusi,” ujar Sumarsih.

Kendati demikian, ia mengaku angka penjualan di lapaknya tak berubah. Pasalnya, Sumarsih telah mempunyai pelanggan tetap yang mengambil barang dagangannya. Ia mengaku per potongnya hanya mengambil keuntungan Rp 2 ribu.

“Tiap hari 170 potong, walau naik tetapi angka penjualan tetap. Tetapi ya pelanggan itu ngomel,” keluhnya.

Menurutnya, standar harga saat ini masih terlalu tinggi. Sehingga tidak semua orang mampu menjangkau untuk membeli daging ayam. “Maksimal kalau bisa Rp 30.000 sehingga semua orang dapat membeli,” ujarnya. (ak)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Amran: Stok Pangan Ramadan dan Idul Fitri Aman


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler