jpnn.com - SUBULUSSALAM – Gagal panen dan kurangnya pasokan menyebabkan harga cabai melambung tinggi.
Bahkan di pasar mingguan Kota Subulussalam Provinsi Aceh harga cabai tembus Rp 100 ribu per kilogram.
BACA JUGA: Harga Melejit! Elpiji Melon Capai Rp 30 Ribu
Naiknya harga cabai merah tersebut baru dirasakan masyarakat dalam sebulan ini. Minggu sebelumnya harga cabai berkisar Rp 60 ribu per kilogram.
“Pemicu naiknya harga cabai karena barang dari Sidikalang, Sumut, biasa memasokan barang kini makin berkurang,“ kata Sabri seorang pedagang sayur mayur, seperti diberitakan Rakyat Aceh (Jawa Pos Group) hari ini.
BACA JUGA: Ekonom Pesimistis Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen
Sabri menambahkan dirinya tidak banyak mendapat cabai merah karena para pemasok tidak banyak membawa komoditas tersebut.
Untuk mendapatkan cabai merah dari pemasok, kata Sabri kadang sampai berebut dengan pedagang lainnya.
BACA JUGA: 2017, ASDP Bakal Buka 13 Rute Baru
“Tadi subuh datang dari Sidikalang dan itu tidak banyak sehingga pedagang lainnya berebut. Cabai mahal karena katanya petani gagal panen,“ kata Sabri.
Pedagang lainnya bernama Dimas juga mengaku tidak banyak memiliki cabai merah selain harganya mahal juga barang yang akan dibeli juga tidak banyak.
“Sepertinya karena di akhir tahun semua bahan makanan pada naik,“ kata Dimas.
Desi seorang pembeli mengaku terkejut saat mengetahui harga cabe merah yang begitu tinggi. Menurut Desi hal ini belum pernah ia dapati dengan harga setinggi itu.
Desi pun berusaha menawar dengan harga Rp 80 ribu perkilo namun tidak ditolak pedagang. Karena mereka juga membeli mahal. “Kok mahal kali harganya?” tanya Desi sedikit kesal sambil terus menawar. (lim/mag-70/min/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Cabai Merah Makin Pedas, Sekilo Rp 100 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi