jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara soal anjloknya harga cabai rawit belakangan ini.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Bambang Sugiharto mengatakan harga cabai rawit turun drastis lantaran kurangnya permintaan konsumen.
BACA JUGA: Jangan Sampai Lonjakan Kasus Covid-19 Seperti di India Terjadi di Indonesia
Ia menduga permintaan menurun akibat masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3.
"Karena PPKM, beberapa hotel restoran berkurang permintaan, ini sangat terasa dampaknya," kata Bambang Sugiharto di kantor Direktur Jenderal Holtikultura Kementan, Rabu (1/9).
BACA JUGA: Alhamdulillah, Jawa Timur Terbebas dari Zona Merah Covid-19
Menurut Bambang, siklus harga cabai rawit memang rentan naik turun.
Sebab, cabai rawit merupakan produksi musiman yang cepat rusak sehingga butuh cepat dijual.
BACA JUGA: Kemenkes Klaim Vaksinasi Covid-19 Capai 100 Juta Dosis
Oleh sebab itu, pihak Kementan coba memberikan solusi kepada petani yang merasa rugi akibat merosotnya harga cabai rawit.
Bambang menyebut salah satu solusinya yakni membeli cabai petani di sejumlah daerah dengan harga yang sama di Jakarta.
"Kami langsung serap dari petani, petani yang laporkan harga rendah langsung kami beli, misal dari Temanggung, Kebumen," jelasnya.
Selain itu, Kementan juga bekerja sama dengan sejumlah stakeholder lain untuk menstabilkan harga cabai rawit.
Kementan meminta berbagai mitra kerja untuk ikut menyerap hingga harga cabai berangsur normal.
"Harga cabai sekarang sudah naik Rp9.500 yang besar, kecil Rp4.500," imbuh Bambang Sugiharto. (cr3/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama