Harga Cabai Rawit Kembali Stabil Diawal Tahun

Selasa, 03 Januari 2017 – 10:03 WIB
Ilustrasi. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com - JPNN.com - Harga cabai rawit di beberapa pasar tradisional di Tarakan perlahan-lahan turun.

Stabilnya kembali harga cabai itu disambut baik oleh pedagang maupun pembeli.

BACA JUGA: Rawit Merah Makin Pedas, Rp 100 Ribu!

Sepekan sebelum pergantian tahun, harga cabai rawit yang di Pasar Gusher sempat tembus Rp 150 ribu, dari harga awal Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu perkilo.

Tini (36), pedagang sayur di Pasar Gusher mengatakan jelang akhir tahun stok di pasaran memang sempat menipis hingga harga terpaksa dinaikkan karena suplai cabai keriting harus didatangkan dari luar Tarakan.

BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp 80 Ribu Per Kilogram

Cabai keriting kini dijual dengan harga Rp 80 ribu dari harga jelang tahun baru lalu yang mencapai Rp120 ribu perkilonya.

"Dari produsen sudah mahal, jadi mau tidak mau harga jual juga kami naikkan," terangnya.

BACA JUGA: Harga Cabai Semakin Pedas Jelang Natal

Tak jauh berbeda dari lapak Tini, harga cukup tinggi juga sempat dibandrol pada rempah kaya vitamin C ini.

Hartono (39) juga mengaku, karena kurangnya stok cabai lokal membuat cabai dari luar daerah mengalami kenaikan drastis.

"Tapi sekarang sudah mulai normal lagi, tidak seperti beberapa minggu lalu saat menjelang natal kemarin. Sekarang 75 ribu saja perkilo," terang Hartono seperti diberitakan Radar Tarakan (Jawa Pos Group) hari ini.

Hal ini juga terjadi di pasar Boom Panjang, stok dari petani lokal yang belum menyuplai cabai di pasaran membuat pedagang mengalami kekosongan.

Seperti yang diungkap Misniati (40) yang mengatakan biasanya cabai yang kurang ini, bisa terjadi karena petani yang gagal panen.

“Biasa kami memang mengambil stok dari para petani lokal, mungkin karena belum panen atau mungkin juga gagal panen, belum ada kejelasan kamarin itu. Jadi cabai sempat melonjak tinggi harganya," terang Misnati.

Menurutnya, hal ini sangat lazim terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya. Sudah menjadi kewajaran, bahwa setiap komoditi pangan yang mengalami kekosongan maka akan terjadi kenaikan harga.

“Kalau barang sempat kosong stoknya, pasti harganya naik. Memang sudah wajar kami rasa setiap tahunnya juga begini," terang Prayitno (29) yang biasa menjual cabai dan bermacam sayuran lainnya dengan cara berjualan keliling.

Kejadian naiknya harga Cabai dan beberapa komuditas lain seperti Tomat dan juga Mentimun ini memang sudah dirasakan sejak sepekan lalu. Namun, berbeda dengan cabai polong atau cabai besar.

Harga cabai yang tidak terlalu pedas ini memang tidak begitu melonjak. Cabai yang biasa dipakai pada menu masakan ini hanya berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 35 ribu perkilo.

Dijelaskan Prayitno, minat konsumen terhadap cabai jenis ini tidak mengalami kenaikan drastis seperti konsumen yang membeli cabai rawit dan juga cabai keriting.

Walau sempat selangit, harga cabai rawit dan cabai keriting kini mulai mengalami penurunan menuju harga stabil antara Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu.

Perayaan tahun baru dan Natal memang menjadi pemicu utama kenaikan harga si kecil nan pedas ini dipasaran. Begitu juga dengan tomat yang kaya anti oksidan kini di bandrol Rp 15 ribu perkilo dari harga sebelumnya sebesar Rp 25 ribu. (doo/nri)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler