jpnn.com - Kelompok Tani Pantang Mundur di Desa Padang Pengrapat, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Tana Paser tak terlalu cemas menghadapi kenaikan harga cabai.
Mereka bisa membudidayakan cabai dengan hasil yang sangat memuaskan.
BACA JUGA: Bulog dan PPI Berduet Stabilkan Harga Cabai
Dalam sepekan, para petani mampu mengantongi Rp 6 juta.
Para petani di kelompok itu menanam cabai di lahan seluas lima hektare.
BACA JUGA: Harga Cabai Selangit, Pengusaha Kuliner Menjerit
Lahan tersebut ditanami berbagai varian cabai.
Mulai jenis cabai Bhaskara (rawit), hingga cabai keriting. Ada juga sayuran lain seperti bawang perai dan buah semangka.
BACA JUGA: APPSI Imbau Pedagang Jangan Jual Cabaiâ¦
“Setiap minggu rata-rata panen cabai mencapai seratus kilogram. Harga jualnya sekitar Rp 60 ribu untuk jenis rawit dan Rp 40 ribu jenis keriting untuk setiap kilogram,” terang sang pemilik lahan Aris Sugianto kepada Kaltim Post, Kamis (12/1).
Di sisi lain, petugas penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian Paser Rudi Hartono mengatakan, prospek cabai di Paser sangat besar.
“Bahkan di Paser, belum ada tengkulaknya. Petani yang kembangkan, petani juga yang memasarkan. Makanya saat harga melonjak, petani senang-senang saja karena pasti untung besar,” kata Rudi.
Dia menambahkan, seandainya Paser hanya mengandalkan petani lokal, dia meyakini banyak warga tertarik mengembangkan cabai.
“Kompetitor petani lokal ialah pasokan yang masuk dari Pulau Jawa dan Sulawesi. Harga dari petani di sana lebih murah. Makanya saat dijual di sini, juga bisa lebih murah dibanding pasokan petani lokal,” imbuhnya. (jib/ica/k16)
Redaktur & Reporter : Ragil