Harga CPO Merosot, Penerimaan Bea Keluar Melorot

Kamis, 09 Oktober 2014 – 07:58 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Merosotnya harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) langsung memukul penerimaan pos bea keluar. Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Ditjen Bea Cukai Susiwijono Moegiarso menuturkan bahwa penurunan harga CPO membuat tarif bea keluar mengecil. Apalagi volume ekspor menyusut. ''Itulah penyebab realisasi penerimaan bea keluar jauh dari target,'' ujarnya kemarin (8/10).

Berdasar data Ditjen Bea Cukai, realisasi penerimaan bea keluar periode Januari-Agustus 2014 baru mencapai Rp 9,36 triliun atau 68,20 persen dari target yang dipatok dalam APBN Perubahan 2014 sebesar Rp 20,60 triliun. Realisasi tersebut masih berada di bawah target Januari-Agustus yang mencapai Rp 13,73 triliun.

Susiwijono menyatakan, harga CPO sepanjang tahun ini berfluktuasi, namun berada di level rendah. Karena itu, tarif bea keluar ikut berfluktuasi. Misalnya, pada Januari 12 persen; Februari dan Maret (10,5 persen); April (13,5 persen); Mei dan Juni (12 persen); Juli dan Agustus (10,5 persen); serta September (9 persen). ''Bahkan, bulan ini bea keluar CPO turun menjadi nol persen,'' ungkapnya.

Sepanjang September, harga CPO memang menyentuh level terendah dalam lima tahun terakhir. Bahkan, bulan ini harga masih diproyeksi tertekan dengan harga referensi CPO USD 727 per metrik ton. Itulah yang mengakibatkan tarif bea keluar CPO berdasar Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 75/2012 menjadi nol persen.

Menurut Susiwijono, merosotnya harga CPO dipicu turunnya permintaan. Apalagi eksporter CPO Indonesia harus berhadapan dengan kompetitor asal Malaysia. Buktinya, beberapa pembeli CPO Indonesia berpaling ke CPO Malaysia. Alasannya, meski dinaikkan dari 5,0 persen menjadi 5,5 persen pada Maret lalu, pajak atas RBD palm oil dari Malaysia masih lebih rendah daripada pajak di Indonesia yang mencapai 10,5-13,5 persen.

Selain itu, Tiongkok sebagai salah satu pasar terbesar CPO sedang berupaya mengurangi inventory. Tiongkok sekarang mengembangkan komoditas minyak kacang kedelai. Sebab, perbedaan harga antara minyak kacang kedelai dan CPO mencapai USD 80 per metrik ton. (owi/c14/oki)

BACA JUGA: Perbesar Porsi Swasta Garap Infrastruktur

BACA ARTIKEL LAINNYA... BNI Makin Mesra dengan Sun Life


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler