jpnn.com, SURABAYA - Harga daging ayam ras atau broiler di Jawa Timur menjelang Ramadan naik melebihi harga eceran tertinggi (HET), yang ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Pokok (Siskaperbapo) Jatim, pada 1 April lalu harga daging ayam Rp33.447 per kilogram.
Kenaikan harga daging ayam terjadi pada 6 April menjadi Rp35.640. Kemudian naik kembali pada Senin (12/4) dengan rata-rata mencapai Rp39.716 per kilogram.
Harga daging ayam sempat turun pada Selasa (13/4) di Rp39.642. Namun angka itu masih di atas acuan penjualan HET Rp35.000 per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Drajat Irawan mengatakan pihaknya segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengetahui penyebab kenaikan harga ayam broiler di pasaran.
"Sekarang sedang kami lakukan pengecekan bersama dinas peternakan. Ini, kan, di tingkat hulu, ya. Kami akan melakukan upaya (mencari,red) penyebabnya apa," kata Drajat, Rabu (14/3).
Drajat mengatakan penyebab kenaikan harga ayam biasanya akibat keterbatasan DOC (bibit ayam ras) dan iklim yang bisa menyebabkan hewan ternak terserang penyakit.
"Sedang kami bahas, apakah penyebabnya karena hal tersebut atau tidak," ujar dia.
Selain dua penyebab itu, Drajat menyebut kenaikan harga ayam ras atau harga daging ayam broiler juga bisa dipengaruhi meningkatnya permintaan dari konsumen menjelang Ramadan.
Drajat menambhakan, pihaknya juga akan mengecek kenaikan harga itu ke produsen ayam ras di sejumlah daerah utama di Jatim. Paling banyak di Blitar.
"Mungkin juga karena demand (permintaan), sehingga mulai naik permintaannya. Kami akan segera koordinasikan, termasuk dengan produsen ayam," kata Drajat (mcr12/jpnn)
BACA JUGA: Ramadan Sudah Dekat, Penjual Daging Ayam Semringah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenaikan Transaksi Bitcoin Terjadi Secara Global, Bagaimana di Indonesia?
Redaktur & Reporter : Arry Saputra