BANDUNG-- Setelah beberapa hari ‘menghilang’, daging sapi di pasar tradisonal di Kota Bandung kembali normal. Bahkan harga daging yang sebelumnya bisa menembus Rp120ribu kini harga teringgi Rp100ribu perkilogram, hal tersebut diungkapkan Dirut PD Pasar Bermartabat Rinal Siswadi.
"Tadi malam daging sapi di Pasar Ciroyom dan Caringin sudah normal, harga daging yakni Rp80 ribu per kilo," ujar Rinal di Pasar Sederhana, Kamis(24/1).
Rinal mengatakan, Rabu(23/1)malam ada 100 ekor sapi dipotong di lima rumah potong hewan (RPH). "Sapi yang dipotong sudah disebar ke 616 pedagang sapi di 33 pasar," ujar Rinal.
Rinal mengatakan, aksi mogok pedagang sapi dikarenakan harga mahal bukan karena tidak ada sapi. Menurut Rinal hasil pengecekan di lapangan harga daging sapi di Pasar Ciroyom dan Caringin Rp80.000 sampai Rp85.000. Ciroyom dan Caringin lebih murah karena partainya besar, sedangkan di pasar trasional lainnya harga daging sapi berkisar Rp85.000 sampai Rp90.000. "Saya cek di 33 pasar tak ada yang menjual Rp 100 ribu paling mahal Rp 90 ribu," tambah Rinal.
Sementara itu, Evi pedagang nasi padang di Jalan Ahmad Yani, merasa bersyukur harga sapi telah normal sehingga ia tidak perlu lagi was-was. Mengingat ada beberapa masakannya yang berbahan baku daging, seperti rending.
"Selama tiga hari sempat khawatir karena persediaan daging sudah menipis, tapi beruntung mogoknya tak lama jadi kami bisa buat rendang," ujar Evi.
Pedagang sapi kembali berjualan setelah sempat menghilang tiga hari. Dengan alasan harga yang mahal, sehingga selama tiga hari tidak ada pemotongan di lima RTH se Kota Bandung.
Beberapa pedagang daging mengaku terpaksa tidak berjualan karena ada himbuan Asosiasi pengusaha sapi potong . Ini, bagi mereka sebagai bentuk kekompakan yang harus diperluhatkan. Hal itu diungkapkan salah seorang pegadang daging sapi di Pasar Sederhana, Iwan."Kami harus kompak makanya begitu ada himbuan ikut tak jualan," ujar Iwan.
Tak hanya warung nasi padang yang menyambut gembira tapi beberapa tukang bakso pun mengaku senang. Sebagai salah satu makanan olahan turunan daging sapi, pedagang bakso memang wajar jika merasa waswas.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanan dan Ketahanan Pangan(DistanKP) Kota Bandung, Dedi Mulya mengatakan, sudah waktunya masyarakat tidak terpatok pada protein hewani dari daging sapi. Masih banyak makanan lain, yang bisa dinikmati dan berprotein tinggi seperti ikan.“Protein juga kan tidak hanya protein hewani saja. Masih ada protein nabati yang bisa didapat ditahu dan tempe. Jadi, ya tidak usah terpaku,” tegasnya.(mur)
"Tadi malam daging sapi di Pasar Ciroyom dan Caringin sudah normal, harga daging yakni Rp80 ribu per kilo," ujar Rinal di Pasar Sederhana, Kamis(24/1).
Rinal mengatakan, Rabu(23/1)malam ada 100 ekor sapi dipotong di lima rumah potong hewan (RPH). "Sapi yang dipotong sudah disebar ke 616 pedagang sapi di 33 pasar," ujar Rinal.
Rinal mengatakan, aksi mogok pedagang sapi dikarenakan harga mahal bukan karena tidak ada sapi. Menurut Rinal hasil pengecekan di lapangan harga daging sapi di Pasar Ciroyom dan Caringin Rp80.000 sampai Rp85.000. Ciroyom dan Caringin lebih murah karena partainya besar, sedangkan di pasar trasional lainnya harga daging sapi berkisar Rp85.000 sampai Rp90.000. "Saya cek di 33 pasar tak ada yang menjual Rp 100 ribu paling mahal Rp 90 ribu," tambah Rinal.
Sementara itu, Evi pedagang nasi padang di Jalan Ahmad Yani, merasa bersyukur harga sapi telah normal sehingga ia tidak perlu lagi was-was. Mengingat ada beberapa masakannya yang berbahan baku daging, seperti rending.
"Selama tiga hari sempat khawatir karena persediaan daging sudah menipis, tapi beruntung mogoknya tak lama jadi kami bisa buat rendang," ujar Evi.
Pedagang sapi kembali berjualan setelah sempat menghilang tiga hari. Dengan alasan harga yang mahal, sehingga selama tiga hari tidak ada pemotongan di lima RTH se Kota Bandung.
Beberapa pedagang daging mengaku terpaksa tidak berjualan karena ada himbuan Asosiasi pengusaha sapi potong . Ini, bagi mereka sebagai bentuk kekompakan yang harus diperluhatkan. Hal itu diungkapkan salah seorang pegadang daging sapi di Pasar Sederhana, Iwan."Kami harus kompak makanya begitu ada himbuan ikut tak jualan," ujar Iwan.
Tak hanya warung nasi padang yang menyambut gembira tapi beberapa tukang bakso pun mengaku senang. Sebagai salah satu makanan olahan turunan daging sapi, pedagang bakso memang wajar jika merasa waswas.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanan dan Ketahanan Pangan(DistanKP) Kota Bandung, Dedi Mulya mengatakan, sudah waktunya masyarakat tidak terpatok pada protein hewani dari daging sapi. Masih banyak makanan lain, yang bisa dinikmati dan berprotein tinggi seperti ikan.“Protein juga kan tidak hanya protein hewani saja. Masih ada protein nabati yang bisa didapat ditahu dan tempe. Jadi, ya tidak usah terpaku,” tegasnya.(mur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Usul Tol Digratiskan saat Macet
Redaktur : Tim Redaksi