Menurut salah satu pedagang daging, Amar, sejak beberapa hari terakhir masih terjadi peningkatan permintaan dari para pembeli. Namun, meningkatnya permintaan tidak dibarengi dengan pasokan daging sapi yang belum normal.
“Pedagang di sini masih mengalami kesulitan memperoleh pasokan daging. Sehingga harganya masih mahal,” katanya, Sabtu (29/12).
Dikatakan, ketersediaan daging sapi pasca Idul Adha hingga sekarang masih belum normal. Bahkan, tidak jarang sejumlah pedagang membeli sapi harus mencari ke luar daerah. “Tidak tahu sampai kapan ketersediaan daging ini akan kembali normal,” keluhnya.
Senada diungkapkan pedagang daging sapi lainnya, Asep. Menurut dia, harga daging sapi saat ini terhitung sangat mahal. Biasanya harga sudah kembali normal sepekan sesudah Lebaran. Namun tahun ini harga terus bertahan, karena ketersediaan daging sangat terbatas.
“Dalam kondisi normal harga daging maksimal hanya Rp70 ribu. Itu pun masuk dalam kualitas super,” jelasnya.
Sementara itu, pedagang sapi di Desa Cijurey, Kecamatan panyingkiran, Mukti menambahkan, mahalnya harga daging sapi saat ini karena harga sapi masih tinggi. “Saat ini harga sapi bakalan sudah mencapai Rp5 Juta per ekor. Itu pun susah mendapatkannya,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan (Disperindag) Koperasi dan KUKM Kabupaten Majalengka, Drs H Iman Pramudya membenarkan tingginya harga daging sapi di pasaran. Iman menilai, suplai dari bandar sapi ke sejumlah pedagang daging tidak seimbang.
“Bantuan program sapi dari APBN yang diperuntukan kepada masyarakat juga terganggu. Karena sulit mencari sapi. Kemungkinan ini akibat dari animo peternak sapi yang cukup tinggi tapi tidak seimbang dengan cara suplainya. Kemudian, banyak bandar di Kabupaten Majalengka juga tidak mengembangkan ternaknya dengan maksimal,” ungkapnya. (ono)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Beli Listrik Kertas Leces
Redaktur : Tim Redaksi