SURABAYA- kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu memicu peningkatan harga daging sapi di pasaran. Hingga kini, harga daging sapi di pasaran meningkat sebesar Rp 2.000 per kg dibandingkan kondisi normal. Rata-rata harga daging sapi di pasaran menjadi Rp 82.000-87.000 per kg.
Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif mengatakan dampak tersebut langsung terasa setelah harga BBM naik. Kenaikan harga daging sapi tersebut merata di seluruh daerah di jatim. "Secara rata-rata kenaikan per kilo sebesar Rp 2.000," katanya kemarin (4/7).
Sebelum kenaikan BBM, harga daging sapi stabil di kisaran Rp 80.000-85.000 per kg. Kemudian sesudah BBM naik tercatat Rp 82.000-87.000 per kg. Bahkan untuk daging dengan kualitas tertentu mencapai Rp 90.000 per kg. Muthowif memperkirakan, kenaikan tersebut belum seberapa, sebab pada awal puasa nanti harga daging sapi bisa kembali melonjak.
"Terutama kalau memperhatikan ketersediaan sapi siap potong di lapangan. Biasanya, tahun-tahun sebelumnya konsumsi daging sapi meningkat pada awal puasa. Nah kalau kenaikan konsumsi yang tidak diikuti dengan penambahan suplai sapi siap potong tentu berdampak pada lonjakan harga. Kami prediksi harga daging sapi naik lagi hingga mencapai Rp 95.000 per kg," ungkapnya.
Sementara sebelum ini pemerintah menetapkan melakukan percepatan impor daging sapi beku dan sapi bakalan. Menurut Muthowif, keputusan tersebut tidak dapat serta merta memenuhi kebutuhan pasar yang sedang meningkat. "Yang kami butuhkan sapi siap potong, bukan sapi bakalan atau daging sapi segar. Sebab untuk membuat sapi bakalan menjadi sapi siap potong membutuhkan waktu. Waktu yang dibutuhkan hingga menjadi sapi siap potong sekitar 3-6 bulan," tandas dia.
Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim (Disperindag) optimistis harga daging menjelang puasa nanti dapat turun. Kepala Disperindag jatim Budi Setiawan mengatakan optimistis itu sejalan dengan rencana Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Seperti diwartakan kedua kementerian itu sepakat menandatangani surat keputusan bersama dalam rangka melakukan percepatan impor daging beku dan sapi bakalan. Tujuannya, untuk mengamankan harga daging ketika menjelang puasa dan hari raya.
Budi memperkirakan, harga perlahan akan turun terutama setelah pemerintah pusat memajukan jadwal impor, yang semula merupakan jatah bulan September-Oktober akan maju untuk mengisi kebutuhan ketika puasa. "Selama ini sapi kita banyak dikirim ke luar Jatim. Sebab, kebutuhan daging sapi di daerah lain juga tinggi. Makanya, dengan percepatan itu kebutuhan pasar akan segera diisi oleh impor," urainya. (res)
Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif mengatakan dampak tersebut langsung terasa setelah harga BBM naik. Kenaikan harga daging sapi tersebut merata di seluruh daerah di jatim. "Secara rata-rata kenaikan per kilo sebesar Rp 2.000," katanya kemarin (4/7).
Sebelum kenaikan BBM, harga daging sapi stabil di kisaran Rp 80.000-85.000 per kg. Kemudian sesudah BBM naik tercatat Rp 82.000-87.000 per kg. Bahkan untuk daging dengan kualitas tertentu mencapai Rp 90.000 per kg. Muthowif memperkirakan, kenaikan tersebut belum seberapa, sebab pada awal puasa nanti harga daging sapi bisa kembali melonjak.
"Terutama kalau memperhatikan ketersediaan sapi siap potong di lapangan. Biasanya, tahun-tahun sebelumnya konsumsi daging sapi meningkat pada awal puasa. Nah kalau kenaikan konsumsi yang tidak diikuti dengan penambahan suplai sapi siap potong tentu berdampak pada lonjakan harga. Kami prediksi harga daging sapi naik lagi hingga mencapai Rp 95.000 per kg," ungkapnya.
Sementara sebelum ini pemerintah menetapkan melakukan percepatan impor daging sapi beku dan sapi bakalan. Menurut Muthowif, keputusan tersebut tidak dapat serta merta memenuhi kebutuhan pasar yang sedang meningkat. "Yang kami butuhkan sapi siap potong, bukan sapi bakalan atau daging sapi segar. Sebab untuk membuat sapi bakalan menjadi sapi siap potong membutuhkan waktu. Waktu yang dibutuhkan hingga menjadi sapi siap potong sekitar 3-6 bulan," tandas dia.
Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim (Disperindag) optimistis harga daging menjelang puasa nanti dapat turun. Kepala Disperindag jatim Budi Setiawan mengatakan optimistis itu sejalan dengan rencana Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Seperti diwartakan kedua kementerian itu sepakat menandatangani surat keputusan bersama dalam rangka melakukan percepatan impor daging beku dan sapi bakalan. Tujuannya, untuk mengamankan harga daging ketika menjelang puasa dan hari raya.
Budi memperkirakan, harga perlahan akan turun terutama setelah pemerintah pusat memajukan jadwal impor, yang semula merupakan jatah bulan September-Oktober akan maju untuk mengisi kebutuhan ketika puasa. "Selama ini sapi kita banyak dikirim ke luar Jatim. Sebab, kebutuhan daging sapi di daerah lain juga tinggi. Makanya, dengan percepatan itu kebutuhan pasar akan segera diisi oleh impor," urainya. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Pastikan Sembako Aman Selama Ramadan
Redaktur : Tim Redaksi