Harga daging sapi yang semakin tak terkendali, tampaknya membuat pemerintah Indonesia mengambil langkah taktis dengan menambah kuota impor sapi Australia dalam kuartal ketiga 2015 ini. Kuota sebelumnya yang hanya 50 ribu ekor, kini ditambah 50 ribu ekor lagi menjadi 100 ribu ekor.
Menurut pemantauan harga daging di pasaran beberapa hari terakhir, tingkat kenaikannya mencapai 40 persen.
BACA JUGA: Tanam Antena di Tengkorak, Pria Ini Mengklaim Dirinya Manusia Robot
Hal ini mendorong industri pemotongan hewan melakukan aksi mogok karena dipicu oleh menurun drastisnya konsumen akibat harga yang melonjak.
Pihak asosiasi peternak sapi dan kerbau di sisi lain mengakui pihaknya tidak mampu memenuhi permintaan sehingga memicu kenaikan harga daging eceran.
BACA JUGA: Di Industri IT dan Teknologi Komputer Australia Perempuan Masih Minoritas
Menteri Perdagangan Indonesia Rachmat Gobel.
BACA JUGA: Pria Transgender di Melbourne Ini Memilih untuk Hamil dan Melahirkan
Mengantisipasi hal itu, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dikabarkan telah memberikan lampu hijau bagi tambahan 50 ribu ekor sapi Australia.
Namun, izin impor tersebut tidak diberikan kepada kalangan importir yang selama ini menguasai bisnis impor sapi Australia.
Pemerintah justru memberikan izin tambahan 50 ribu ekor itu kepada Bulog, guna mengimpor sapi jenis siap potong, bukan sapi untuk penggemukan (feedlot) yang perlu beberapa bulan sebelum tiba di pasaran daging.
Hal ini disambut baik pihak Kementerian Pertanian Australia. Menurutu juru bicara Menteri Pertanian Barnaby Joyce, pihaknya belum menerima penjelasan detail mengenai informasi ini, namun menyatakan menyambut baik.
Sementara ketua Dewan Eksportir Ternak Australia Alison Penfold menyatakan sebenarnya agak sulit memenuhi permintaan sapi yang dilakukan secara mendadak seperti itu.
"Tentu saja permintaan dadakan ini menyulitkan," kata Alison Penfold kepada ABC. "Namun jika tersedia izin tambahan, kami akan bekerja keras untuk memenuhinya."
Sebelumnya, pemerintah Indonesia hanya menerbitkan izin kuota impor sapi Australia sebesar 50 ribu ekor untuk kuartal ketiga Juli - September 2015.
Jumlah tersebut menurun drastis dari kuota impor kuartal kedua 2015 sebesar 250 ribu ekor, dan kuartal pertama sebesar 75 ribu ekor.
Penurunan tersebut memicu spekulasi dan dugaan terjadinya permainan oleh berbagai pihak untuk menaikkan harga daging di pasaran.
Di sisi lain, Australia langsung mengantisipasinya dengan mencoba membuka pasar baru bagi ekspor sapi mereka, termasuk ke China.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Foto Selfie Turis Disebut Ikut Andil dalam Bisnis Perdagangan Singa Afrika