jpnn.com, JAKARTA - Harga emas meroket, hampir dua persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).
Harga emas melambung lantaran USD jatuh setelah data pekerja mingguan yang suram.
BACA JUGA: Harga Emas Lagi Cakep, Waktunya Emak-Emak Berburu Koleksi!
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, melambung USD 34,1 atau 1,98 persen menjadi ditutup pada USD 1.757 per ounce.
Namun, harga emas anjlok sekitar 3,4 persen selama September dan turun 0,8 persen pada kuartal ketiga.
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Masih Cakep, yang Mau Koleksi Masih Bisa!
Konsultan independen Robin Bhar menyebutkan harga emas meroket akibat klaim tunjangan pengangguran naik 11 ribu dibandingkan minggu lalu.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah klaim baru tunjangan pengangguran mencapai 362 ribu hingga 25 September.
BACA JUGA: Harga Emas Jeblok, Turun ke Level Terendah dalam 7 Minggu
Bhar menilai data tersebut memicu kekhawatiran pasar tenaga kerja melemah.
"Ini juga menyebabkan ketidakpastian tentang tapering Fed, karena mereka ingin pasar kerja yang kuat untuk mengumumkan tapering," kata Bhar.
"Penundaan apa pun bisa positif untuk emas," imbuhnya.
Bhar menilai saat ini beberapa investor melakukan pembelian fisik baru.
Pasalnya, mereka mencari lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan kenaikan inflasi.
"Tetapi, prospek yang meningkat untuk tapering The Fed, yang secara luas diperkirakan akan dimulai pada November," kata dia.
Kepala analis pasar di Exinity Han Tan mengatakan tapering akan membuka peluang imbal hasil obligasi pemerintah yang terus meningkat.
"Diperkirakan akan menambah lebih banyak tekanan pada emas dengan imbal hasil nol, kata Tan.
Pengurangan stimulus Bank Sentral AS dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah lebih tinggi, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Sehari sebelumnya, Rabu (29/9), emas berjangka merosot USD 14,6 atau 0,84 persen menjadi USD 1.722,90, setelah jatuh USD 14,5 atau 0,83 persen menjadi USD 1.737,50 pada Selasa (28/9), dan naik tipis USD 0,3 atau 0,02 persen menjadi USD 1.752 pada Senin (27/9). (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia