jpnn.com, JAKARTA - Harga emas dunia terkerek ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir, mencapai USD 1.605,15, imbas dari epidemi virus corona dari Tiongkok.
"Kondisi itu dipicu oleh permintaan untuk aset aman (safe haven) setelah adanya peringatan pendapatan dari raksasa teknologi AS produsen Iphone, Apple Inch," kata Branch Manager PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar, Kezia Pingkan D Massie di Makassar, Rabu.
BACA JUGA: Awal Pekan, Harga Emas Antam Terseret ke Rp 779.000 per Gram
Dia mengatakan, yang patut digaris bawahi ialah kejatuhan di sektor keuangan berdasarkan Gold Market update adalah epidemi virus corona di Tiongkok, yang telah mendorong Apple menyatakan pendapat di kuartal II Tahun fiskal 2020, akan lebih rendah dari prediksi sebelumnya akibat wabah Covid-19.
Kondisi itu menyebabkan gangguan suplai serta penurunan penjualan di China. Hal ini menjadi salah satu bukti dampak buruk yang ditimbulkan oleh virus corona tersebut.
BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 3.000
Pasalnya, investor saat ini khawatir terhadap dampak ekonomi dari virus tersebut, sehingga membuat sentimen di pasar saat ini berkurang terhadap aset-aset yang berisiko dan membuat emas yang menyandang status "safe haven" kembali dilirik.
"Banyak investor yang beralih ke emas berjangka, sambil menunggu penanganan Corona betul-betul sudah dinyatakan aman oleh WHO," kata Pingkan.
BACA JUGA: Caviar Rilis Samsung Galaxy Z Flip Berlapis Emas, Harga Rp 70 Jutaan
Selain itu, kecemasan akan resesi di beberapa negara juga menjadi penopang kenaikan logam mulia.
Akibatnya, wabah virus corona diprediksi membuat pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat dan membuat negara-negara lainnya ikut terdampak seperti Singapura, Jerman, dan Jepang menjadi negara yang terancam mengalami resesi, karena ketiganya memiliki hubungan yang erat dengan Tiongkok. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha