jpnn.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
Kenaikan harga emas hari ini memperpanjang kenaikan untuk hari keempat beruntun.
BACA JUGA: Mantap, Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, Bun!
Save heaven naik ditopang oleh berlanjutnya pelemahan USD dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat USD 17,60 atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada USD 1,865,40 per ounce.
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Turun Tajam, Anjlok!
Emas berjangka terdongkrak USD 5,7 atau 0,31 persen menjadi USD 1.847,80 dolar AS pada Senin (23/5).
Pada Jumat (20/5) naik USD 0,9 atau 0,05 persen menjadi USD 1.842,10 dan melonjak USD 25,3 atau 1,39 persen menjadi USD 1.841,20 pada Kamis (19/5).
Indeks USD, musuh emas, tergelincir dari tertinggi 20 tahun di atas 105 pada awal Mei menjadi sedikit di atas 101 pada Selasa (24/5/2022), mencatat penurunan lebih dari tiga persen.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun juga telah jatuh, turun hampir 3,7 persen hanya pada Selasa (24/5) saja dan menuju kerugian minggu ketiga berturut-turut.
Data ekonomi yang dirilis pada hari yang sama juga mendukung emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan rumah baru AS turun 16,6 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman di 591 ribu pada April, tingkat terendah sejak April 2020. Penurunan itu jauh lebih buruk daripada yang diproyeksikan para analis.
Indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa S&P Global turun menjadi 53,5 pada Mei dari 55,6 pada April, terendah empat bulan dan di bawah perkiraan konsensus 55,0 dari para ekonom. Indeks PMI manufaktur AS turun menjadi 57,5 ??pada Mei dari 59,2 pada April, sesuai dengan perkiraan ekonom 57,4.
"Tren naik saat ini dapat berlanjut ke USD 1.900 dan USD 1.910 di mana momentum dapat habis," kata kepala strategi teknis di skcharting.com Sunil Kumar Dixit.
Analis di platform perdagangan online OANDA Ed Moya mengatakan emas akan tetap didukung karena tekanan inflasi, situasi Covid-19 China tetap tidak diketahui, dan perusahaan-perusahaan Amerika terus memangkas prospek mereka. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul