jpnn.com, JAKARTA - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena penguatan USD dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Permintaan terhadap logam mulia itu pun tertekan dan mencatat kerugian bulanan kedua berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Maret 2021.
BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian Hari Ini, Selasa 31 Mei 2022, Ambrol!
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh USD 8,9 atau 0,48 persen menjadi ditutup pada USD 1.848,40 per ounce, berbalik melemah dari kenaikan selama dua hari berturut-turut.
Harga emas berjangka terdongkrak USD 3,4 atau 0,18 persen menjadi USD 1.857,30 pada Jumat (27/5).
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Naik Terbatas, Tetap Waspada!
Bursa Comex ditutup pada Senin (30/5) untuk hari libur Memorial Day.
Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,08 persen menjadi 101,7510. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun AS naik menjadi 2,85 persen karena investor terus menimbang kenaikan inflasi.
Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan dalam pidatonya di Frankfurt, Jerman, pada Senin (30/5) mendukung kenaikan suku bunga 50 basis poin selama "beberapa pertemuan" berikutnya.
Waller mengatakan akan mendukung kenaikan yang melebihi level "netral", saat ini dipatok sekitar 2,5 persen untuk suku bunga pinjaman acuan Federal Reserve.
Waller adalah salah satu pejabat Federal Reserve yang paling hawkish.
Rekan Waller, Presiden Fed New York John Williams, dan Presiden Fed St. Louis James Bullard akan berbicara di acara terpisah pada Rabu waktu setempat. Presiden Fed Cleveland Loretta Mester akan membahas prospek ekonomi sehari kemudian.
Pasar saat ini memperkirakan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pinjaman acuan ke kisaran antara 2,5 persen dan 2,75 persen, sejalan dengan tingkat netral. Namun, jika inflasi terus meningkat, Federal Reserve dapat melangkah lebih jauh.
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Ketua Fed Jerome Powell tentang inflasi pada Selasa (31/5). Biden berjanji akan mematuhi independensi bank sentral AS. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul