Harga Emas Jatuh Lagi, Ini Kerugian Terbesar sejak 1983

Sabtu, 14 Maret 2020 – 06:06 WIB
Ilustrasi: Emas batangan. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas berjangka  kembali merosot pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).

Harganya jatuh lagi lebih dari empat persen menuju kerugian mingguan terbesar sejak 1983 karena investor melepas kepemilikan mereka untuk menimbun uang tunai guna menutup margin calls di pasar lain yang terpukul dampak dari wabah Virus Corona.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Perpres PPPK sudah Terbit, Virus Corona dan Demam Berdarah Bersaing

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Bursa Comex anjlok 73,6 dolar AS atau 4,63 persen, menjadi ditutup pada 1.516,7 dolar AS per ounce. Harga emas berjangka jatuh 52 dolar AS atau 3,17 persen menjadi 1.590,3 dolar AS per ounce sehari sebelumnya.

Di pasar spot, emas turun 4,0 persen m,enjadi diperdagangkan di 1.513,11 dolar AS per ounce pada pukul 14.54 waktu setempat (18.54 GMT). Untuk minggu ini, emas turun lebih dari sembilan persen, terbesar sejak 1983.

BACA JUGA: Kini Wapres dan Seorang Menteri juga Positif Terjangkiti Virus Corona

"Sementara pasar ekuitas terus berada di bawah tekanan dan ada dorongan ke arah likuiditas di pasar-pasar, itu tidak biasa bagi harga emas untuk dijual juga," kata Analis Standard Chartered Bank Suki Cooper, seperti dikutip oleh Reuters.

"Dalam jangka pendek, harga emas bisa terlihat penurunan lebih lanjut karena kebutuhan untuk memenuhi margin calls (menutup kerugian) di pasar lain dan jika investor lebih memilih untuk pindah ke uang tunai dan mengurangi paparan risiko di seluruh papan."

BACA JUGA: Harga Emas Tinggi, Penjualannya Ikut Berkilau

Rebound tajam di Wall Street sebagian besar gagal menyusul laporan bahwa Presiden AS Donald Trump akan menyatakan darurat nasional atas pandemi.

Logam kuning telah kehilangan hampir 200 dolar AS per ounce sejak mencapai tertinggi lebih dari tujuh tahun di 1.702,56 dolar AS per ounce pada Senin (9/3/2020).

"Emas dan ekuitas telah berkorelasi positif selama beberapa hari terakhir, tetapi hari ini logam tidak bisa benar-benar reli ketika saham didukung, yang merupakan tanda yang meresahkan dan menunjukkan bahwa jangka panjang mundur ke uang tunai, tempat paling aman," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.

Kenaikan dolar hingga 1,2 persen juga menekan safe-haven emas.

Di sisi fisik, pusat utama Asia juga melihat aktivitas menyusut karena dampak wabah virus corona, terutama di konsumen emas terbesar dunia, China.

Platinum di pasar spot turun 1,5 persen menjadi 751,50 dolar AS per ounce, menuju kerugian mingguan terbesar yang pernah ada. Perak jatuh 8,8 persen menjadi 14,43 dolar AS, menempatkannya di jalur untuk penurunan mingguan terbesar sejak 2011.

Di pasar berjangka, perak untuk pengiriman Mei jatuh 1,50 dolar AS atau 9,40 persen, menjadi ditutup pada 14,5 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 37,9 dolar A, atau 4,85 persen, menjadi menetap pada 743,9 dolar AS per ounce. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler