Harga Emas Lanjut Menguat, Masih Ada Kemungkinan Meroket?

Sabtu, 02 Oktober 2021 – 06:45 WIB
Harga emas kembali naik sedikit lebih tinggi pada akhir pedagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Ilustrasi: Sultan Amanda/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas kembali naik sedikit lebih tinggi pada akhir pedagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).

Kenaikan harga emas dipicu oleh melemahnya USD, sentimen inflasi, dan risiko pertumbuhan. Pasalnya, sejumlah faktor tersebut melawan spekulasi kenaikan suku bunga The Fed.

BACA JUGA: Jual atau Beli? Cek Dulu Harga Emas Acuan Hari Ini

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik moderat USD 1,4 atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada USD 1.758,40 per ounce.

Harga emas minggu ini berhasil menguat 0,4 persen, meskipun sempat melonjak 1,98 persen pada Kamis (30/9). Harga emas mencatat kerugian tajam 3,4 persen untuk September.

BACA JUGA: Harga Emas Berbalik Drastis, Meroket, Jadi Sebegini

Kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago Phillip Streible menyatakan penurunan USD dan imbal hasil obligasi yang lebih rendah mendukung emas.

"Para investor memposisikan ulang investasi mereka untuk kuartal keempat," kata dia.

BACA JUGA: Harga Emas Lagi Cakep, Waktunya Emak-Emak Berburu Koleksi!

Analis Saxo Bank Ole Hansen menilai saham Eropa dan Asia jatuh di tengah kekhawatiran tentang inflasi dan kemungkinan perlambatan pertumbuhan. Situasi itu, membantu daya tarik emas.

"Siapa pun yang mencoba meyakinkan pelaku pasar bahwa inflasi tidak ada di sini, itu permainan bodoh," kata Hansen.

Dia menambahkan melonjaknya harga-harga energi karena krisis di China dan Eropa kemungkinan akan memukul pertumbuhan dan pendapatan serta menyebabkan volatilitas Oktober.

"Namun, akan mendukung emas," ujar dia.

Analis di platform perdagangan daring OANDA Craig Erlam mengatakan prospek The Fed mungkin tetap mengurangi dukungan ekonomi tahun ini menekan emas.

Menurut dia, beberapa analis mengatakan, karena pengurangan stimulus dan suku bunga yang lebih tinggi cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas.

"Kami mungkin melihat emas menikmati beberapa aliran safe-haven karena prospek menjadi semakin tidak pasti," ungkap Erlam.

Erlam menilai banyak rintanganyang akan membuat pendakian harga emas menjadi sangat menantang.

"Yang pertama, di mana emas mengalami resistensi kemarin," beber dia.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (1/10) bahwa harga-harga pengeluaran konsumsi pribadi naik 0,4 persen pada Agustus dan 4,3 persen tahun ke tahun, tertinggi sejak Januari 1991 memberikan dukungan terhadap emas,

Emas juga mendapat dukungan ketika indeks manajer pembelian (PMI) Manufaktur AS yang dirilis IHS Markit direvisi lebih tinggi menjadi 60,7 pada September dari semula 60,5, masih di bawah 61,1 pada Agustus.

Namun, indeks sentimen konsumen Universitas Michigan (UM) berada di angka 72,8 pada September, naik dari 70,3 pada Agustus, membatasi pertumbuhan emas.

Sehari sebelumnya, Kamis (30/9), emas berjangka melambung USD 34,1 atau 1,98 persen menjadi USD 1.757, setelah merosot USD AS atau 0,84 persen menjadi USD 1.722,90 pada Rabu (29/9), dan jatuh USD 14,5 atau 0,83 persen menjadi USD 1.737,50 pada Selasa (28/9).??????? (antara/jpnn)

 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler