Harga Garam Naik

Rabu, 23 Juli 2014 – 08:40 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Harga garam di tingkat petani mengalami kenaikan menjadi Rp 450 per kg. Sebelumya garam hanya dihargai Rp 400 per kg. Kenaikan ini terasa sejak bulan Juni sejalan dengan berkurangnya stok di petani.

Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jatim M Hasan mengatakan naiknya harga garam di tingkat petani dipicu oleh jumlah stok yang terus menyusut.

BACA JUGA: Pemodal Asing Tambah Investasi

Apalagi saat ini baru memasuki panen perdana, sehingga jumlahnya belum signifikan. Sedangkan panen raya diperkirakan berlangsung sekitar 1-2 bulan ke depan.

"Jadi, garam yang di tingkat petani ini sebagian besar stok lama. Kalaupun ada hasil panen tahun ini, jumlahnya belum banyak. Makanya, harga garam di tingkat petani naik mencapai Rp 450 per kg," urainya.

BACA JUGA: Prabowo Berulah, Rupiah Melemah

Kalau harga di tingkat petani sebesar Rp 450 per kg, maka harga di collecting point di tepi jalan raya jauh lebih tinggi. Yakni bisa mencapai Rp 550 per kg. Sebab di dalamnya memuat biaya ongkos angkut.

Menurut ia, kenaikan harga tersebut tidak serta merta menaikkan keuntungan petani. Sebab, garam yang dijual itu merupakan stok lama, maka petani juga menanggung kerugian akibat terjadi penyusutan volume selama penyimpanan. Oleh karena itu, ada petani yang memilih menahan penjualan sambil menunggu harga naik kembali.

BACA JUGA: Lebaran, BRI Siagakan 776 Unit Kerja Operasional

"Keuntungan dari kenaikan itu ada tapi tidak banyak, karena petani menyimpan garamnya hampir satu musim. Tapi dengan kencenderungan naiknya harga garam ke depan, tidak sedikit yang menyimpan garam miliknya. Harapannya bisa mendapatkan harga garam yang jauh lebih baik daripada saat ini," urainya.

Terkait data stok terbaru di tingkat petani, lanjut dia, diperkirakan masih tersisa sekitar 100-150 ribu ton. Perkiraan itu berdasarkan jumlah garam pada 2013 lalu yang total mencapai 2,3 juta ton dengan rincian sisa stok 1,1 juta ton dan produksi 2013 sebanyak 1,2 juta ton. Jika kebutuhan garam satu tahun sebanyak 1,4 juta ton, maka sisa stok sekitar 900 ribu ton.

"Kalau selama enam bulan membutuhkan sekitar 700 ribu ton, maka sisanya 200 ribu ton. Tapi kalau dipukul rata, perkiraan saya sisa stok sekitar Rp 100-150 ribu ton," jelasnya.

Untuk awal panen yang berlangsung sejak Juni lalu belum merata ke semua daerah penghasil garam. Daerah yang sudah panen di antaranya Madura, Gresik, Pasuruan dan sebagian kecil di Surabaya. Diperkirakan panen baru merata pada akhir Juli. (res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SpeedUp Technology Luncurkan SpeedUp Pad Fun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler