jpnn.com - JAKARTA - PT Pertamina angkat bicara terkait penyebab tingginya harga gas melambung di Medan, Sumatera Utara. Ogah dituduh menjadi biang kerok, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) diharapkan lebih terbuka dan transparan lagi dalam menetapkan harga gas untuk konsumen di Sumut.
VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menjelaskan untuk wilayah Sumatera Utara, Pertamina melalui anak-anak perusahaannya telah menjadi pasokan gas yang sangat dibutuhkan oleh industri.
BACA JUGA: Bandara Lombok Sudah Dibuka, Bagaimana dengan Penumpang yang Sudah Reservasi?
Dimana ada dua sumber pasokan gas dari Pertamina dan anak perusahaan, yaitu sekitar 4 mmscfd bersumber dari lapangan Pangkalan Susu yang berasal dari Pertamina EP.
"PGN juga memperoleh pasokan dari Pertamina yang bersumber dari LNG Donggi Senoro sekitar 4 mmscfd," kata Wianda di Jakarta, Kamis (12/11).
BACA JUGA: Syukurlah.. Bandara Lombok Sudah Ada yang Beroperasi
Harga gas eks regasifikasi Arun yang dikelola oleh Perta Arun Gas (regasifikasi), Pertagas(transportasi), dan Pertagas Niaga (niaga), sampai di PGN dikatakan Wianda benar US$13,8 per mmbtu. Dimana 85 persen dari komponen harga tersebut ditetapkan pemerintah, termasuk toll fee sebesar US$2,58 plus PPN, biaya regasifikasi US$1,58 plus PPN.
"Namun, harga gas pipa dari Pangkalan Susu yang juga ditetapkan pemerintah adalah sebesar US$8,31 per mmbtu. Dengan komposisi tersebut, seharusnya badan usaha niaga dalam hal ini PGN bisa melakukan blending price berdasarkan rata-rata tertimbang harga dan volume pasokan," papar Wianda.
BACA JUGA: Anak Buah Jokowi Terdiam Saat Ical Kritik Postur APBN 2016
Sayangnya kata Wianda, hal tersebut tidak disampaikan secara terbuka kepada masyarakat, sehingga terjadi persepsi yang berbeda. "Seakan-akan gas hanya bersumber dari LNG dan menyudutkan Pertamina dan anak perusahaan yang justru telah melakukan upaya optimalisasi pasokan gas dengan harga kompetitif kepada industri melalui PGN," sesalnya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuncinya Kreatif...
Redaktur : Tim Redaksi