Dalam setiap Kaleng, mencapai 10 Bambu (Senare, Gayo, red) Gelondong Kopi. Salah seorang petani Kopi, Aman Uma (46) di Kampung Uning Teritit Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Bener Meriah, kepada Rakyat Aceh (Grup JPNN), Rabu (5/12) mengaku, terkejut saat menjual hasil panen Kopi yang baru ia kutip (panen) di kebun miliknya kemarin. Pasalnya, harga Gelondong Kopi tersebut Sara Tem hanya Rp 55.000.
“Saya sempat terkejut juga saat menjual Kopi yang saya kutip di kebun. Seingat saya, tahun kemarin saat dipenghujung tahun, harga Gelondong Kopi pernah saya jual mencapai Rp 120 ribu Sara Tem. Tapi saya heran kenapa tahun ini bisa turun sangat drastis,” aku Aman Uma.
Salah seorang Toke Kopi di Uning Teritit, Udin (42), tempat Aman Uma menjual Gelondong Kopi, kepada Rakyat Aceh, berujar, harga Gelondong Kopi untuk saat ini memang demikian. Menurutnya, setiap harga gelondong disesuaikan dengan harga pasaran di Bener Meriah. “Harga kopi memang lagi turun,” kata Udin sembari menarik nafas.
Dengan harga yang menukik tajam itu, segenap Petani Kopi berharap agar pemerintah dapat mengawasi perdagangan Kopi disejumlah tempat di Bener Meriah. “Kita meminta agar Pemerintah berperan serta dalam menentukan harga Kopi. Agar jangan sampai masuk mafia-mafia Kopi yang ingin merusak harga pasaran,” harap Aman Uma, seraya berharap harga “biji emas” petani Kopi Gayo tersebut kembali dapat melejit tinggi seperti tahun kemarin.
Sementara, Ketua Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG), Musafa Ali, saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, dengan menukiknya harga Kopi Arabika Gayo berujar lantaran permintaan para Eskportir Kopi pada akhir tahun ini berkurang. “Lagi pula, bila Desember hingga Januari, sudah prilaku harga Kopi turun. Bila akhir tahun kemarin naik, kebetulan daya beli atau permintaan para Eksportir saat itu sangat besar,” tukasnya. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BUMN Bangun Tol Khusus Angkutan Barang
Redaktur : Tim Redaksi