Harga Karet Turun, Petani Cemas

Kamis, 05 April 2012 – 13:26 WIB
PONTIANAK - Kondisi cemas tidak hanya dialami oleh para pedagang saja, karena banyak harga barang yang terus melambung. Namun, kondisi cemas juga tengah dialami oleh para petani karet. Mereka mengeluh, karena harga karet di tingkat petani tidak mengalami kenaikan. Bahkan akan mengalami penurunan harga lagi.

Begitu yang diungkapkan oleh Asma (40), salah petani karet di daerah Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Dia mengatakan, saat ini harga karet masih mandek di harga Rp12.000 per kilogram untuk kualitas biasa, bahkan menurutnya, harga itu kemungkinan turun lagi.

“Dari kemarin masih Rp12.000 per kilogram belum mengalami kenaikan sejak beberapa bulan yang lalu. Bahkan, katanya harga itu mau turun lagi,” ungkap Asma.

Dia menjelaskan, sejak anjloknya harga karet beberapa bulan yang lalu, harga karet tidak pernah lagi menyentuh angka normal yaitu, Rp15.000 per kilogram. Harga tertinggi sejak anjloknya beberapa bulan yang lalu yaitu hanya menyentuh harga Rp12.500 per kilogram.

Para petani mengaku resah dengan tidak stabilnya harga karet di tingkat petani. Apakah harga karet memang tidak mengalami kenaikan di tingkat internasional, atau hanya permainan para pengumpul karet saja. Terlebih petani karet dihantui oleh semakin melambungnya harga kebutuhan bahan pokok di pasaran. “Harga barang-barang semakin mahal, tapi harga karet masih belum naik,” lanjut Asma.

Petani meminta kepada pihak terkait agar ada informasi yang jelas mengenai harga karet ini. Agar mereka tidak dipermainkan oleh harga yang ditetapkan para pengumpul karet. “Kalau bisa ada informasinya, biar kami tau dan tenang. Karena selama ini tidak ada informasi yang jelas mengenai harga karet di kalangan petani,” harap Juki (27), yang juga bekerja sebagai petani karet.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia Kalbar Nicodemus mengungkapkan, saat ini harga karet internasional mengalami sedikit kenaikan. “Saat ini harga karet internasional naik menjadi Rp31.000 per kilogram (kualitas A),” ungkapnya saat dihubungi melalui via telepon.

Menanggapi belum stabilnya harga karet di tingkat petani, Nico mengatakan, kalau hal itu mungkin saja pengaruh ongkos angkut bahan baku. Karena infrastruktur di Kalbar kurang bagus. “Bukan karena isu kenaikan BBM, tapi mungkin karena ongkos angkut yang mahal,” lanjut Nico.

Dia menambahkan, harga karet internasional akan terus mengalami kenaikan jika nilai tukar dollar USD terus menguat. “Kalau dollar terus naik, mungkin harga karet akan ikut naik” tambahnya. (afi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Lulus, Honorer Ngadu ke DPRD

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler