Harga Kedelai Naik, Syarief Hasan Minta Pemerintah Lakukan Ini

Jumat, 18 Februari 2022 – 23:07 WIB
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan meminta pemerintah agar membuat kebijakan afirmasi atas produk-produk kebutuhan pokok Rakyat.

Rakyat belum terbebas dari kenaikan harga minyak goreng. Kini, harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe naik.

BACA JUGA: Syarief Hasan Tanamkan Nilai Kebangsaan di Hadapan Mahasiswa UMN

Kebutuhan pasokan kedelai mengandalkan impor. Karena itu, harga kedelai sangat bergantung pada dinamika pasar global. Inilah yang membuat harganya sangat fluktuatif dan memengaruhi perajin tahu dan tempe di Indonesia.

''Pemerintah harusnya punya mitigasi dan strategi yang tepat untuk menyikapi hal ini,” ujar politisi senior Partai Demokrat ini.

BACA JUGA: Syarief Hasan Berharap Olahraga Bola Voli Makin Diminati Masyarakat

Lebih lanjut, Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini mengungkapkan, mayoritas perajin tahu dan tempe adalah pelaku UMKM.

Harga bahan baku kedelai yang naik akan sangat memengaruhi kemampuan dan skala produksinya.

BACA JUGA: Kasus Omicron Meningkat, Syarief Hasan: Lanjutkan Program Bantuan Rakyat Miskin

Bahkan, tidak jarang kenaikan bahan baku ini membuat banyak UMKM yang bangkrut. 

“Saya kira pemerintah harus serius soal kemandirian komoditas kedelai dan menjaga iron stock untuk menjamin suplai. Karena tahu dan tempe telah melekat pada kehidupan rakyat. Inilah fakta yang mesti diperhatikan betul-betul oleh pemerintah,” lanjut Syarief.

Harga kedelai yang sekarang naik karena tingginya permintaan dari Tiongkok sebagai konsumen kedelai terbesar di dunia.

Sementara itu, pasokan dari produsen kedelai terbesar, yakni AS dan Brasil, berkurang karena kegagalan panen.

''Jadi, kami tidak bisa berharap dari dinamika pasar global yang juga sangat fluktuatif,'' ucapnya.

Karena itu, dia meminta pemerintah agar tidak terpaku pada impor.

“Jika hanya berharap dari impor, kami tidak bisa memberi kepastian terhadap kelanjutan produksi perajin tahu dan tempe. Jika harga di pasaran global naik, imbasnya harga tahun dan tempe juga naik,'' tuturnya.

Karena kenaikan ini, kelanjutan berusaha pelaku UMKM menjadi terancam serta konsumen juga merugi.

''Jadi, langkah paling mungkin menjamin kepastian ini adalah kemandirian pangan atau substitusi komoditas kedelai,” tandas Syarief. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler