Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini

Kamis, 07 Januari 2021 – 13:22 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat meninjau perajin kedelai di Kalideres, Jakarta Barat. Foto dok Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengunjungi perajin tahu tempe Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (7/1).

Keduanya juga melakukan gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai di pasaran.

BACA JUGA: Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia

Gerakan stabilisasi ini menggandeng Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) serta Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), dengan harga kedelai Rp 8.500 per kilogram di tingkat perajin agar kebutuhan kedelai terpenuhi.

Mentan Syahrul mengatakan, konsumsi kedelai impor cukup tinggi karena harganya jauh lebih murah dibandingkan kedelai lokal.

BACA JUGA: Artis Inisial V Diramalkan Bakal Susul Mendiang Chacha Sherly

Saat ini kenaikan harga terjadi secara global sehingga menimbulkan kendala di pasar lokal.

"Konstraksi pada kedelai terjadi secara global. Selama ini tempe tahu yang kita konsumsi banyak menggunakan kedelai impor karna harganya lebih murah. Pasokan kita aman, namun memang harga naik karna negara produsen mengalami kendala," kata pria yang karib disapa SYL ini.

BACA JUGA: Tempe dan Tahu sedang Langka, Ini yang Dilakukan Kementan

SYL menegaskna,  Kementan bersama dengan stakeholder tengah berusaha menjaga stabilitas harga kedelai di tengah polemik kenaikan harga.

Setidaknya ada tiga agenda yang akan dilakukan Kementan untuk terus memantau pasokan dan harga kedelai dalam negri.

"Pertama agenda SOS yakni stabilisasi harga, pasokan tidak boleh ada yang terganggu sehingga ketersedian harus dipastikan aman. Harga tidak boleh terlalu turun dan tidak boleh terlalu naik, khawatirnya konstraksi ini hanya sementara," ujarnya.

Mentan menambahkan agenda SOS menjadi agenda 100 hari. Kedua, agenda temporary yakni dalam 200 hari ke depan produktivitas lokal harus ditingkatkan.

Ketiga, agenda panjang Indonesia bisa suplai kebutuhan kedelai secara mandiri sehingga saat negara lain mengalami kendala tidak berimbas didalam negeri.

"Masyarakat kita rata-rata pemakan tahu tempe jadi kedelai ini tidak boleh bersoal. Kita segera lakukan langkah konkret dilapangan sebagai upaya menstabilkan harga dulu. Mudah mudahan harga stabil bukan hanya di Jakarta namun di Jawa, serta daerah lain juga," terangnya.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi mengatakan lauching operasi pasar tersebut merupakan lanjutan dari upaya pengendalian harga dan pasokan yang dilakukan Kementan menggandeng Gapoktindo dan Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), yang sudah dilakukan pada 5 Januari lalu.

"Pertemuan antara Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia dan Asosiasi Importir Kedelai Indonesia kemaren sudah dilakukan untuk menyepakati langkah langkah yang bisa dilakukan dalam menstabilkan harga," ucap Agung.

Agung mengatakan, dari kesepakatan tersebut maka dalam 100 hari pasokan dan harga kedelai bisa stabil khususnya pulau jawa, berdasarka surat edaran harga di pengrajin Rp 8.500 per kg.

"Mekanisme distribusi  dipotong untuk menekan harga distribusi sehingga nanti importir langsung ke pengrajin. Acara launching ini juga menjadi bukti dimulainya kesepakatan ini," kata Agung. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler