Harga Kedele Dua Kali Naik, Pengusaha Tempe Menjerit

Senin, 16 April 2012 – 11:53 WIB
JAKARTA - Dalam dua bulan terakhir ini harga kedele terus mengalami kenaikan hingga 20 persen. Ironisnya, para pedagang nakal sengaja menyimpan kedele yang berkualitas baik dan menunggu BBM naik baru dilepas. Sehingga menyulitkan para pengusaha tempe pun kesulitan mendapatkan kedele berkualitas baik.

"Tempe saya jadi kurang gurih karena kualitas kedelenya jelek. Di pasaran, kedele yang dijual, kualitasnya jelek sekali," kata Taufik, salah satu pengusaha tempe di Kawasan Gandul, Senin (16/4).

Sebenarnya, kata dia, kedele kualitas baik banyak stoknya. Hanya saja, kedelenya disimpan di dalam gudang. "Itu di dalam gudang yang kedele jelek hanya satu karung saja, lainnya bagus semua," ketusnya.

Ditambahkannya, hal itu disengaja pemilik gudang karena berniat mendapatkan harga tinggi. "Mereka jualnya kedele yang jelek dengan harga tinggi pula. Jadinya tempe buatan saya jelek, padahal konsumen saya tahu kalau tempe saya enak dan gurih," keluhnya.

Harga kedele ini, lanjut Taufik, sudah dua kali mengalami kenaikan. Yang pertama saat isu akan ada kenaikan BBM. Kenaikan kedua, saat BBM tidak jadi dinaikkan.

"Kalau kenaikan pertama, saya tidak menaikkan harga tempenya karena kasihan sama pelanggan. Tapi kenaikan kedua, terpaksa saya harus menaikkan harga tempe sebesar Rp 1000. Sebab ongkos produksinya tambah besar," terangnya.

Dia khawatir harga kedele akan terus naik. Terlebih ada isu kalau BBM akan dinaikkan pemerintah. "Ya, kalau saya sih, daripada BBM tidak naik tapi harga bahan pangan tetap naik, mendingan naik saja sekalian BBM-nya. Lama-lama kita akan terbiasa juga," tandasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kredit Macet BLUD Capai 10 Persen

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler