Harga Mamin Bakal Naik 5-15 Persen

Sabtu, 01 Februari 2014 – 06:17 WIB

jpnn.com - SURABAYA -- Harga produk makanan minuman bakal naik pada tahun ini dengan kisaran antara 5-15 persen. Kenaikan tersebut lantaran beberapa komponen produksi dipastikan mengalami peningkatan. Meliputi, pelemahan rupiah, kenaikan TDL, kenaikan harga gas sampai UMK.

Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani mengatakan kenaikan harga pada tahun ini sudah pasti terjadi. Sebab beberapa komponen produksi sudah memberikan konfirmasi untuk naik, misalnya melemah rupiah yang terjadi sejak sejak tahun lalu.

BACA JUGA: Telantarkan Penumpang, Express Air Diamuk Massa

"Awal Januari 2013 kurs 9.500, kemudian akhir Desember 2013 12.200. Jadi ada kenaikan 25 persen. Tentu kenaikan itu berdampak pada harga, tapi tidak mudah dengan serta merta melakukan penyesuaian harga pada 2013. Sebab pada saat bersamaan ada kenaikan BBM dan pelemahan daya beli, tentu kalau harga kami naikkan saat itu makin memberatkan konsumen," tuturnya.

Jadi, alternatif untuk menaikkan harga pada 2014. Sebab, ada akumulasi selain pelemahan rupiah, antara lain TDL, kenaikan harga gas dan UMK yang naik 20 persen.

BACA JUGA: Produsen Alas Kaki Relokasi ke Jatim

"Nah dengan persentase kenaikan tersebut, prediksi kenaikan harga sekitar 5-15 persen. Bahkan bisa lebih dari itu. Tapi proses kenaikannya bertahap, tidak langsung di bulan ini. Detail kenaikan ada di masing-masing perusahaan," tuturnya.

Dia mencontohkan, pelemahan rupiah memberi dampak signifikan terutama untuk produk yang mengandalkan bahan baku impor. Seperti produk sirup, industri minuman menggunakan gula rafinasi yang bahan bakunya berupa raw sugar seratus persen impor.

BACA JUGA: Tak Ada Keringanan untuk Freeport

"Rata-rata untuk komposisi impor sekitar 30-80 persen, tergantung produknya. Selain itu, produk terigu yang dibuat dari gandum juga impor," terangnya.

Diakui kenaikan tersebut mempengaruhi daya beli masyarakat, khususnya menengah ke bawah. Tapi kendati ada kenaikan, ia yakin tahun ini permintaan produk mamin terus meningkat. Karena terkerek momen pemilihan umum.

"Kami perkirakan tahun ini bisa tumbuh enam persen, adanya pemilu dapat mendorong konsumsi di daerah. Selain itu membaiknya harga komoditas Seperti karet dan sawit bisa meningkatkan daya beli masyarakat," kata dia.

Sementara pertumbuhan omzet industri makanan minuman pada tahun lalu berdasar data asosiasi tumbuh sebesar lima persen. Sedangkan data BPS pada triwulan ketiga menunjukkan pertumbuhan sebesar 3,45 persen. Sedangkan pada 2012, industri mamin mencatat pertumbuhan lebih tinggi, yakni 7,74 persen. (res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendag: Investigasi Beras Impor Tuntas Dua Hari Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler