jpnn.com, PALEMBANG - Pemerintah pusat melalui Menteri Pertanian berencana menaikkan harga mi instan hingga tiga kali lipat.
Kenaikan itu terjadi dampak dari perang Ukraina dan Rusia, menyebabkan mi yang terbuat dari bahan gandum melonjak tinggi.
BACA JUGA: 3 Tips Sehat Makan Mie Instan untuk Penderita Diabetes
Gangsang, pedagang di pasar los Perumnas Sako Palembang mengungkapkan kenaikan harga mi instan sudah terjadi tiga minggu terakhir. Namun, belum mencapai hingga tiga kali lipat.
"Benar, harga mi instan di pasar sudah naik, tetapi belum mencapai hingga tiga kali lipat, hanya saja naiknya sudah tiga kali dalam sebulan," ucap dia, Sabtu (13/8).
BACA JUGA: Hii, Ini 8 Efek Samping Berbahaya Terlalu Sering Konsumsi Mie Instan
Harga satu kardus Indomie goreng, dia menambahkan Rp 112.000 dan harga satuannya dari Rp 2.500 menjadi Rp 3.000.
"Semua jenis mi instan naik mulai dari Indomie goreng, Indomie rendang, mi kari ayam, mi kriuk, dan mi lainnya,” tutur dia.
BACA JUGA: Akhir Pekan ke GIIAS 2022, Bisa Coba Kendaraan Listrik Terbaru, Begini Caranya
Kenaikan harga mi itu tentu membuat masyarakat mengeluh.
"Pembeli pada mengeluh, bahkan ada yang sempat mengira saya menaikkan harga sendiri, karena rata-rata pembeli mempunyai warung untuk dijual lagi," sebut Gangsang.
Sementara itu, Mala yang merupakan pedagang warung mengatakan kenaikan harga mi instan di pasar membuatnya harus menaikkan harga jual.
“Kalau mi instan semua dijual Rp 3.500 satunya, tetapi kalau 3 dijual Rp 10 ribu. Modal dari pasar, kan, Rp 3.000 sekarang, sudah tinggi terpaksa kami naikin harganya,” keluh dia. (mcr35/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramaikan GIIAS 2022, Chery Buka Pemesanan, Garansi Mesin 10 Tahun
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Cuci Hati