Harga Minyak Dunia Makin Tinggi, Naik Lagi Sebegini

Jumat, 19 Agustus 2022 – 06:45 WIB
Harga minyak melonjak sekitar tiga persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Ilustrasi Foto: Reuters

jpnn.com, JAKARTA - Harga minyak melonjak sekitar tiga persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).

Kenaikan harga minyak dunia dipicu oleh membaiknya data ekonomi AS dan konsumsi bahan bakar AS yang kuat.

BACA JUGA: Bahlil Beri Sinyal Kurang Sedap soal Minyak Dunia, Harga BBM Bakal Naik?

Keadaan itu mengimbangi kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara lain dapat melemahkan permintaan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober terangkat USD 2,94 atau 3,1 persen, menjadi menetap di USD 96,59 per barel di London ICE Futures Exchange.

BACA JUGA: Harga Minyak Dunia Melonjak Lagi, Memelesat dari Kerugian Tajam

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September menguat USD 2,39 atau 2,7 persen, menjadi ditutup pada USD 90,50 per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak mentah naik lebih dari satu persen selama sesi sebelumnya, meskipun Brent pada satu titik jatuh ke level terendah sejak Februari, karena tanda-tanda perlambatan meningkat di beberapa tempat.

BACA JUGA: Harga Minyak Dunia Jatuh ke Level Terendah, Perdagangan Terus Bergejolak

"Harga minyak reli setelah data ekonomi AS yang mengesankan mendorong optimisme untuk prospek permintaan minyak mentah yang membaik," kata Analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA Edward Moya.

Moya juga mencatat OPEC tidak akan membiarkan penurunan harga minyak baru-baru ini berlanjut lebih jauh.

Di sisi lain, harga minyak dunia juga dipengaruhi oleh jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu.

Diketahui data periode sebelumnya direvisi lebih rendah, menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja tetap ketat meskipun momentum lebih lambat karena suku bunga yang lebih tinggi.

Stok minyak mentah AS turun 7,1 juta barel dalam seminggu hingga 12 Agustus, data Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan, terhadap ekspektasi penurunan 275 ribu barel, karena ekspor mencapai rekor lima juta barel per hari (bph).

Larangan oleh Uni Eropa pada ekspor minyak Rusia dapat secara dramatis memperketat pasokan dan menaikkan harga dalam beberapa bulan mendatang.

"Embargo Uni Eropa akan memaksa Rusia untuk menutup sekitar 1,6 juta barel per hari produksi pada akhir tahun, naik menjadi 2 juta barel per hari pada 2023," kata penelitian konsultan BCA dalam sebuah catatan.

Harga minyak naik meskipun ada berbagai peristiwa besar yang memengaruhi ekonomi global.

Beberapa pengaruh itu seprti kemungkinan peningkatan pasokan dari Iran, kekhawatiran bahwa permintaan bisa turun jika China memberlakukan lebih banyak penguncian untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Selain itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi karena bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang tak terkendali. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler