jpnn.com, JAKARTA - Johan mendesak pemerintah harus berani untuk menetapkan kuota tertentu dari produksi CPO (Crude Palm Oil) nasional untuk kepentingan domestik (dalam negeri).
Menurut Johan, hal ini untuk memastikan agar produksi minyak goreng domestic mendapatkan proporsi kuota CPO yang lebih murah dari standar pasar dunia.
BACA JUGA: Legislator Geram, Harga Minyak Goreng Tak Kunjung Stabil
“Hal tersebut penting dilakukan sebab harga minyak goreng di pasaran domestik terus melambung akibat meningkatnya permintaan minyak nabati di pasar internasional,” ujar Johan dalam siaran pers pada Selasa (7/12).
Dia menekankan salah satu alternatif solusi untuk mengatasi mahalnya harga minyak goreng di pasaran.
BACA JUGA: Harga Minyak Goreng Curah Turun, Kok Cabai Rawit Merah Meroket?
Politikus PKS ini menyebut Indonesia sebagai negara produsen minyak sawit (CPO) terbesar di dunia dengan pertumbuhan rata-rata 3,61% per tahun namun disesalkan ternyata pabrik-pabrik minyak goreng tidak memiliki integrasi dengan produsen CPO.
Dampaknya mereka harus membeli CPO sesuai dengan harga pasar lelang dalam negeri, yang juga terkorelasi dengan harga pasar internasional, sehingga naiknya harga CPO berimplikasi naiknya harga minyak goreng.
BACA JUGA: Satgas TNI AL Bantu Warga Terdampak Bencana Erupsi Gunung Semeru
Untuk mengatasi melambungnya harga minyak goreng, Johan mendorong pemerintah segera membuat kebijakan untuk menurunkan harga bahan baku utama minyak goreng. Langkah ini akan berdampak penurunan biaya produksi dan akan berimplikasi menurunkan harga jual minyak goreng di dalam negeri.
“Saya minta pemerintah prioritaskan produksi CPO nasional untuk kepentingan dalam negeri dengan berbagai kebijakan dan intervensi agar bahan baku minyak goreng harganya lebih rendah dari standar pasar dunia,” ujar Johan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich