Harga Minyak Goreng Selangit, Omzet Pedagang Mi Ayam Anjlok ke Titik Terendah 

Minggu, 20 Maret 2022 – 14:15 WIB
Harga minyak goreng melangit membuat pedagang kecil menjerit, bahkan omzet pedagang mi ayam anjlok di titik terendah. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kelangkaan minyak goreng yang disusul oleh melejitnya harga yang menghantam ekonomi mikro.

Para pedagang kecil menjerit karena harga bahan pokok naik. Di satu sisi, mereka berpikir dua kali untuk menaikkan harga jual produknya di tengah situasi ekonomi yang belum stabil.

BACA JUGA: Harga Minyak Goreng Hari Ini di Indomaret Jakarta, Termurah Sebegini

Menuk, karyawan Mi Ayam Kota mengungkapkan sejak kelangkaan minyak terjadi dampaknya sangat dirasakan pedagang.

Dia menuturkan untuk membuat mi ayam, mereka butuh sekitar 100 liter minyak goreng per hari.

BACA JUGA: Sekjen Kemnaker: Digitalisasi Akan Tingkatkan Tumbuhnya Ekonomi di Perdesaan

Menuk menyebut 50 liter untuk bumbu ayamnya. Selebihnya lagi untuk menggoreng kerupuk pangsit.

Nah, karena minyak langka, kata Mbak Menuk, sapaan akrabnya, mereka terpaksa meniadakan kerupuk pangsit.

BACA JUGA: Harga Minyak Goreng Melambung Tinggi, Krisdayanti Memohon kepada Presiden Jokowi

Biasanya Mi Ayam Kota sajiannya terdiri satu mangkuk mi plus toping ayam, satu mangkuk kuah, satu mangkuk kerupuk pangsit. 

"Ya, sejak minyak langka terpaksa jadi 2 mangkuk saja. Pangsitnya enggak dikasih lagi," terang Mba Menuk kepada JPNN.com, Minggu (20/3).

Dia mengungkapkan banyak pelanggannya bertanya mengapa tidak ada kerupuk pangsit lagi. Setelah dijelaskan, pelanggan Mba Menuk bisa memahami.

Dia mengakui saat ini minyak goreng memang tidak langka lagi. Namun, harganya bikin pedagang menjerit. Omzet mereka anjlok di titik terendah.

"Kami sudah megap-megap. Penurunan omzet bulan ini sudah di titik terendah, sudah di atas 50 persen. Bulan lalu menurun 25 persen," keluh Mba Menuk dengan wajah sedih.

Walaupun hanya karyawan, dia bisa merasakan bagaimana kesulitan yang dialami bosnya. Itu karena Mba Menuk, salah satu kepercayaan bosnya.

Pantauan JPNN.com, pelanggan Mi Ayam Kota tetap stabil, apalagi harga tidak dinaikkan. Untuk menikmati mi ayam spesial, pengunjung hanya merogoh kocek Rp 12 ribu. Mi ayam biasa Rp 11 ribu.

Mba Menuk hanya berharap harga minyak goreng tidak gila-gilaan kenaikannya. Sebab, pedagang kecil kesulitan untuk mendapatkan keuntungan.

"Ya, kami ini kan enggak bikin susah pemeriintah. Mbok ya jangan mahal-mahal minyak gorengnya," ucapnya.

Dia berharap pemerintah lebih berpihak kepada masyarakat kecil. Pedagang kecil saja masih berpikir kesusahan masyarakat sehingga harus mengorbankan omzetnya, mengapa pemerintah tidak demikian. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh, Stok Minyak Goreng Kosong di Sejumlah Gerai Alfamart Ini


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler